26.6 C
Jakarta

Semua Jemaah Haji Berisiko Sakit

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Semua jemaah haji Indonesia memiliki risiko sakit selama proses ibadah haji. Berdasarkan data tahun 2018, Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) bidang kesehatan mencatat 400 ribu lebih kasus yang ditangani. Dari jumlah tersebut terdapat 4.000 jemaah yang sempat dirawat di klinik.

“Jadi rata-rata seorang jamaah menderita sakit dua kali selama kurun 76 hari penyelenggaraan ibadah haji,” kata Sekjen Kemenkes Oscar Primadi, Selasa (2/7/2019).

Banyaknya kasus jemaah yang sakit tersebut bisa dimaklumi. Selain karena populasi jamaah kelompok risiko tinggi (Risti) yang cukup besar, perbedaan suhu, lingkungan dan padatnya populasi jemaah menjadi faktor pemicu lainnya.

Itu sebabnya tim kesehatan haji Indonesia diminta untuk memperbanyak upaya promotif dan preventif kepada seluruh jemaah. Upaya-upaya tersebut bisa dilakukan mulai dari hal-hal sederhana seperti kebiasaan cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri, konsumsi makanan secara teratur hingga imbauan untuk banyak istirahat.

“Untuk kelompok risti, tentu kami imbau focus pada ibadah yang sifatnya wajib. Yakni saat prosesi di Arafah, Mina dan Muzdalifa,” sambung Oscar.

Untuk menjaga kesehatan jemaah, pemerintah sendiri menerjunkan 1.827 petugas kesehatan baik petugas nonkloter maupun petugas kloter. Keberadaan tim kesehatan pada masing-masing kloter juga akan memantau kesehatan setiap jemaah secara rutin mulai dari bandara, selama penerbangan hingga prosesi ibadah haji.

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi kesehatan jemaah haji Indonesia antara lain titik kumpul massa pada waktu yang bersamaan, kondisi lingkungan Tanah Suci yang berbeda dengan Tanah Air, gelombang panas yang menyebabkan suhu udara di Saudi bisa mencapai lebih dari 50 derajat celcius, aspek social kulturan dan proses perjalanan yang panjang.

Tahun ini, lanjut Oscar pemerintah Indonesia membangun klinik kesehatan haji di Kota Madinah dengan kapasitas 80 tempat tidur pada 5 lantai dan di Mekkah 300 tempat tidur pada 18 lantai. Klinik atau rumah sakit tersebut setara dengan rumah sakit tipe C yang dilengkapi dengan dokter spesialis, laboratorium dan obat-obatan.

“Kami juga merekrut 200 orang tenaga penunjang di Saudi seperti petugas kebersihan dan sopir ambulance,” tutup Oscar.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!