JAKARTA, MENARA62.COM – Memasuki usia 30 tahun yang jatuh tepat tanggal 1 Agustus 2021, PT Surveyor Indonesia (Persero) mampu tumbuh secara stabil baik dari segi pendapatan maupun laba bersih. Bahkan perusahaan yang berkantor pusat di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta tersebut mampu melewati masa-masa sulit pandemi yang berlangsung sejak awal 2020 dengan baik.
Terhadap pencapaian tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir dan beberapa menteri lainnya menyampaikan selamat dan apresiasinya kepada PT Surveyor Indonesia. Ucapan tersebut disampaikan dalam kesempatan perayaan HUT ke-30 secara daring pada Senin (2/8/2021) dari Kantor Pusat PT Surveyor Indonesia (Surveyor Indonesia), Jakarta.
Dalam video sambutannya, Erick Thohir bahkan mengungkapkan keyakinannya bahwa Surveyor Indonesia bisa membantu holding jasa survey go global dan menjadi Top Five Market Leader di Asia Tenggara.
Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil Lahadalia serta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
“Kami mengucapkan syukur Alhamdulilah bahwa Surveyor Indonesia masih bisa menghasilkan pendapatan yang cukup signifikan di usia kami 30 tahun meski di tengah pandemi seperti sekarang,” ujar Direktur Utama Surveyor Indonesia, M. Haris Witjaksono dalam siaran persnya.
Haris mengungkapkan, sampai dengan akhir 2020, Surveyor Indonesia memiliki pendapatan usaha sebesar Rp 1.419 miliar atau 108,3% dari anggarannya sebesar Rp 1.311 miliar. Sedangkan laba bersih pada 2020 mencapai Rp 102 miliar atau 76.6% dari anggarannya sebesar Rp 133 Milyar.
Ia menambahkan bahwa kontribusi terbesar datang dari sektor usaha jasa survei yaitu sebesar Rp 480,1 miliar. Disusul oleh jasa inspeksi sebesar Rp 398,7 miliar, jasa verifikasi sebesar Rp 290,7 miliar, jasa konsultansi sebesar Rp 163.452 miliar, jasa sertifikasi sebesar Rp 66,1 miliar dan jasa testing sebesar Rp 19,9 miliar.
“Dari persentase sektor usaha, sektor Migas & Sistem Pembangkit menyumbang 41,1%, Sektor Penguatan Institusi & Kelembagaan 21,9%, Sektor Mineral & Batubara 19,5% dan Sektor Infrastruktur 17,6%,” lanjut Haris.
Meski begitu, Haris juga mengungkapkan bahwa pendapatan PT Surveyor Indonesia 2020 ini masih di bawah yang dicapai pada 2019. “Kami mengalami penurunan sebesar 3,5% dari pendapatan 2019 yang mencapai Rp 1.471 triliun. Sementara laba bersih mengalami penurunan 36.9% yang pada 2019 laba bersih kami mencapai Rp 162 milyar.”
Optimisme 2021
Sementara itu, target pendapatan PT Surveyor Indonesia pada 2021 sebesar Rp 1,458 triliun atau tumbuh 2,8% dari realisasi pendapatan pada 2020. Sedangkan target laba bersih sebesar Rp 154,4 miliar yang berarti tumbuh sebesar 15,5% terhadap target laba bersih pada RKAP Tahun 2020 atau 50,8% di atas realisasi Laba Bersih tahun 2020.
“Kami merasa optimis pada 2021 ini kami akan lebih baik karena pada Semester 1 tahun ini, pendapatan kami sudah mencapai Rp 670 miliar, naik 3,0% dibandingkan dengan pendapatan semester 1 pada 2020,” ujar Haris.
Laba bersih pada semester 1, imbuhnya, telah mencapai Rp 81 miliar, naik 61,2% dibandingkan dengan laba bersih semester 1 tahun 2020.
Sementara itu, dari sisi pangsa pasar berdasarkan hasil kajian KPMG, nilai pasar TIC PT Surveyor Indonesia pada 2020 di Indonesia adalah sebesar US$602,8 juta dengan average growth sebesar 5,6% per tahun. Dengan demikian, kata Haris, berdasarkan kondisi tersebut maka market share PT Surveyor Indonesia (Persero) pada 2020 mencapai nilai 17,14%.
Ia juga menambahkan bahwa pada 2021 PT Surveyor Indonesia pada 2021 akan mengembangkan target pasarnya melalui strategic partnerships di sektor-sektor usaha; Information, Communication Technology (ICT) dan Lingkungan dan Agrikultur. “Sektor Makanan, Kesehatan, Energi Baru Terbarukan (EBT), serta Infrastruktur Transportasi juga menjadi focus target pengembangan pangsa pasar kami,” pungkas Haris.