SOLO, MENARA62.COM – Memiliki sistem pencatatan keuangan digital sudah menjadi hal wajib yang dilakukan suatu instansi modern. Tak terkecuali instansi pendidikan dasar. Selain memudahkan, sistem ini juga mendorong tata kelola yang baik dalam urusan keuangan.
Itulah yang dirasakan SDIT Al-Kautsar yang bermimpi membuka kelas internasional dan melakukan ekspansi fasilitas. Akan tetapi mimpi tidak didukung sistem pengelolaan keuangan yang memadai.
Bendahara SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar, Nur Marlena, mengamini tantangan utama dalam pelaporan keuangan adalah keterbatasan sumber daya manusia di bidang administrasi. Dengan jumlah staf yang terbatas dan beban kerja rangkap, seringkali proses pelaporan menjadi tidak optimal.
“Kehadiran sistem pelaporan keuangan yang efektif dan efisien sangat dibutuhkan untuk meringankan beban kerja serta meningkatkan akurasi dan ketepatan pelaporan,” jelasnya.
Keresahan itu sampai ke telinga Tim Pengabdian Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Gabungan dosen dan mahasiswa itu mencoba hadir untuk membangun kerangka pelaporan keuangan sesuai kaidah akuntansi, serta mengembangkan sistem keuangan digital yang dapat diterapkan langsung oleh sekolah.
Kegiatan yang digelar selama Februari-Juni 2025 itu mengusung tajuk “Pendampingan Pelaporan Keuangan SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar untuk Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan yang Berkelanjutan”.
Ketua tim, Santi Putriani, S.Ak., M.Sc., mengatakan kegiatan pengabdian mencakup analisis sistem pelaporan keuangan sekolah, identifikasi jenis laporan, diskusi hasil audit, penyusunan kerangka laporan, hingga kegiatan pendampingan langsung di sekolah.
“Di tahap pelatihan, peserta diberikan pemahaman mengenai terminologi dasar akuntansi, prinsip entri ganda (double entry), pencatatan transaksi, penyusunan jurnal, buku besar, neraca saldo, hingga penyusunan laporan keuangan,” ujar Santi saat dihubungi melalui WhatsApp, Jumat (4/7).
Tak hanya mengajarkan teori, pelatihan ini juga membantu sekolah menjawab kebutuhan praktis, seperti pencatatan kas, identifikasi jenis pengeluaran, dan perencanaan keuangan untuk keberlanjutan lembaga. Materi pelatihan dirancang berdasarkan kondisi nyata SDIT Al-Kautsar, sehingga dapat diaplikasikan secara langsung.
Pengabdian itu, kata Santi, merupakan Skema Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) 2025. Pendanaannya diperoleh dari Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) UMS.
“Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kontribusi akademik Prodi Akuntansi UMS dalam membangun tata kelola keuangan sekolah dasar yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan,” jelasnya.
Membangun sistem yang mendukung tata kelola keuangan yang transparan adalah keniscayaan yang harus dilakukan di masa kini. Laporan keuangan digital akan memudahkan karyawan bidang administrasi untuk mewujudkan kinerja yang efisien.
“Kami berharap sistem yang akan dibuat mampu memberikan informasi berupa arsip dari berbagai informasi seperti data siswa dan keuangan yang lebih efektif, efisien dan berkualitas,” tutur Santi.
Sejumlah dosen Akuntansi UMS turut menggawangi tim pengabdian ini. Antara lain Rangga Dhia Majduddin, S.E., M.Acc., Nandya Octanti Pusparini, S.Ak., M.Sc., Hilma Tsani Amanati, S.Ak., M.Sc., dan Dra. Mujiyati, M.Si., serta melibatkan beberapa mahasiswa Akuntansi UMS.
Sebagai tindak lanjut, tim tersebut berencana mengembangkan sistem digital pelaporan keuangan berbasis kerangka yang telah disusun. Santi Putriani, ketua tim, mengatakan pengembangan sistem akan dilakukan secara langsung di SDIT Al-Kautsar.
“Pengembangan lanjutan akan berkolaborasi dengan Program Studi Informatika UMS. Sistem ini akan melalui tahap sinkronisasi dengan sistem manual yang ada, uji coba, evaluasi, hingga finalisasi,” imbuh Santi.
Kepala SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Yustri Mindaryani, S.Pd. mengapresiasi dukungan Tim Pengabdian Akuntansi UMS dalam membantu tata kelola keuangan yang lebih baik. Ia optimis hasil pendampingan tersebut akan berdampak nyata bagi sekolah.
“Pendampingan dari FEB UMS sangat membantu kami dalam menyusun pelaporan keuangan yang lebih baik dan sesuai standar. Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut serta bermanfaat bagi kemajuan sekolah,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi bukti konkret peran perguruan tinggi dalam memberdayakan institusi pendidikan dasar dalam hal tata kelola yang profesional, serta menunjukkan kolaborasi efektif antara dunia akademik dan kebutuhan nyata masyarakat. (*)