26.4 C
Jakarta

Tekan Kasus DBD, Dinkes Sleman Sosialisasikan Si Wolly Nyaman

Baca Juga:

SLEMAN, MENARA62.COM – Inovasi program penerapan metode Wolbachia untuk menekan tingkat penularan DBD atau demam berdarah dengue melalui nyamuk Aedes Aegypti akan resmi diluncurkan di Kabupaten Sleman pada Jum’at, (21/5/2021) secara daring mulai jam 08:30 WIB, melalui kanal Youtube Sleman TV, Promkes Sleman, dan WMP Yogyakarta. Dalam acara tersebut juga akan dilaksanakan acara Dialog Rakyat, dan menampilkan narasumber Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo (Bupati Sleman), dr. Joko Hastaryo, M.Kes. (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman), Claudia Suryadjaja (WMP Global), Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D (WMP Yogyakarta), dan Trihadi Saptoadi (Yayasan Tahija).

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr. Joko Hastaryo, M.Kes., pada jumpa pers di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman 19/05/21.

Dr. Joko lebih lanjut mengatakan Si Wolly Nyaman adalah nama program yang diusung bersama World Mosquito Program atau WMP Yogyakarta dari UGM dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yang turut didukung okeh Yayasan Tahija. Nama Si Wolly Nyaman diambil dari nama Wolbachia yang berasal dari bakteri alami yang terdapat dalam 60% jenis serangga. Bakteri yang juga ada di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti yang akan disebarkan, akan melindungi masyarakat dari penularan DBD secara terus menerus.

Hal ini karena Bakteri Wolbachia, akan tetap ada di dalam tubuh nyamuk hasil perkawinan nyamuk ber-Wolbachia dengan nyamuk lokal. Implementasi program ini berdasarkan Instruksi Bupati Sleman Nomor 09/Instruksi/2021, rencananya akan dilaksanakan melalui 20 puskesmas  dengan 13 kapanewon, di wilayah 39 kalurahan, dan 588 padukuhan di Sleman.

Wilayah tersebut dipilih karena riwayat angka kejadian DBD yang tinggi. Dinas Kesehatan Sleman akan menyebarkan lebih dari 22 ribu ember berisi telur nyamuk ber- Wolbachia, dengan cara dititipkan pada para orang tua asuh terpilih di tiap-tiap padukuhan serta didukung pula fasilitas umum dan perkantoran. Metode Wolbachia terbukti efektif menurunkan 77% kejadian dengue dalam Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT) di Kota Yogyakarta (2020).

Dokter Joko Hastaryo, M.Kes., berharap  program ini berjalan lancar, sejak awal 2021 dilaksanakan beberapa tahapan persiapan. Antara lain pelatihan bagi para Pelatih Pelaksanaan Implementasi Perluasan Manfaat Wolbachia di Kabupaten Sleman secara daring, pelatihan Pelaksana Program dari perwakilan Dinas Kesehatan Sleman kepada perwakilan dari 20 puskesmas dan 13 kapanewon, serta kegiatan sosialisasi di tingkat Kalurahan dan Padukuhan yang menjadi lokasi program tersebut.

Pada waktu yang sama, dr. Riris Andono Ahmad, M.P.H., Ph.D, perwakilan dari tim WMP Yogyakarta kembali menegaskan bahwa nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia terbukti aman.

“Nyamuk ber-Wolbachia yang dititipkan di rumah warga telah dipastikan aman karena sudah tidak dapat lagi menularkan virus dengue. Berdasarkan analisis risiko dari tim ahli independen yang dibentuk Kemenristek Dikti dan Balitbangkes Kemenkes, disimpulkan bahwa risiko teknologi ini dapat diabaikan,” katanya.

Teknologi nyamuk ber-Wolbachia ini merupakan langkah pelengkap dari upaya-upaya pengendalian penyakit DBD yang telah ada selama ini. Diharapkan, kegiatan-kegiatan seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3 M plus, gerakan satu rumah satu jumantik, dan tindakan pencegahan dari gigitan nyamuk, tetap harus dilaksanakan oleh segenap lapisan masyarakat.

Berdasarkan data yang dihimpun melalui Dinkes Sleman kasus DBD perbulan di Kabupaten Sleman mulai tahun 2016 dari 880 dengan kasus meninggal dunia 9 orang mengalami penurunan ditahun 2017 dengan 427 penderita dan 3 meninggal dunia, untuk tahun2018 turun menjadi 114 penderita dan meninggal dunia 1, sementara tahun 2019 mengalami kenaikan lagi menjadi 728 penderita dengan kasus meninggal dunia 2 orang dan untuk tahun 2020 meningkat kembali menjadi 810 dengan kasus meninggal ada 2 orang. Untuk tahun 2021 sampai dengan akhir April terdapat 112 kasus tidak ada yang meninggal dunia. Siklus empat tahunan yang biasa terjadi, adanya peningkatan kasus namun semakin menurun jumlah angka yang meninggal dunia. Ini juga disebabkan sudah mulainya program Si Wolly Nyaman walaupun dalam lingkup kecil.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!