YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Sebanyak 6.160 mahasiswa baru Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengikuti Program Pengenalan Kampus (P2K) secara Daring (dalam jaringan) Senin – Ahad (13 – 19/9/2021). Pembukaan P2K secara simbolis ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penyerahan jas almamater oleh Rektor UAD, Dr Muchlas MT kepada perwakilan mahasiswa seluruh program studi (Prodi) di Amphitarium Kampus Utama UAD Yogyakarta, Senin (13/9/2021).
Selanjutnya, perwakilan mahasiswa mengenakan jas almamater dan diikuti semua mahasiswa baru dari seluruh Indonesia. P2K meliputi masa ta’aruf, pengenalan fakultas, pengenalan Prodi, dan pengenalan tambahan.
“Pada hari terakhir, Ahad, mahasiswa baru akan diajak untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Ini dimaksudkan untuk membangun jiwa sosial mahasiswa baru. Program ini menjadi pembeda dari P2K sebelumnya,” kata Choirul Fajri SIKom, MA, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD.
Pembukaan P2K mahasiswa baru UAD tahun akademik 2021/2022 ini menghadirkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim. Selain itu, juga Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Prof Ir Nizam MSc, DIC, PhD, IPU, Asean Eng dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi.
Sedang Rektor UAD mengatakan mahasiswa baru UAD harus memiliki semangat tinggi untuk menuntut ilmu dalam mewujudkan cita-cita dunia dan akherat. Tujuan P2K dimaksudkan agar mahasiswa baru bisa melakukan transisi dari pelajar menjadi mahasiswa. Selain itu, mahasiswa baru bisa beradaptasi dengan kehidupan kampus dan bisa mewujudkan Catur Dharma Perguruan Tinggi.
Keempat Catur Dharma Perguruan Tinggi adalah petama, pendidikan dan pengajaran; kedua, penelitian; ketiga, pengabdian masyarakat. Keempat, mengimplementasikan pendidikan karakter, nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan.
“Setelah lulus, Dahlan-Dahlan Muda tidak hanya adaptif di dunia kerja, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan integritas moral dan intelektual. Serta memiliki wawasan global,” kata Muchlas.
Sementara Haedar Nashir mengatakan UAD merupakan tempat untuk menimba ilmu sesuai dengan pilihan masing-masing mahasiswa baru. Haedar juga mengapresiasi usaha jajaran UAD dalam menyelenggarakan pendidikan. Sehingga UAD yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) bisa mewujudkan PTM yang ‘Unggul dan Berkemajuan.’
UAD, lanjut Haedar, mendidik umat dan bangsa agar memiliki iman yang kuat serta bermanfaat bagi masyarakat. “Mendidik umat terbaik itu tidak bisa sekali jadi. Namun harus dibangun dengan semangat tinggi dengan kegigihan dan kebersamaan,” kata Haedar.
Mahasiswa UAD, jelas Haedar, harus memiliki kekuatan rohani dan berjiwa ihsan yang merupakan akumulasi dari iman dan taqwa (Imtaq). Selain itu, juga harus memiliki tujuan yang lurus dalam kehidupan, jujur, dan selalu berbuat kebaikan.
“Sebagai pembeda dari perguruan tinggi lain, mahasiswa PTM harus menjadi mahasiswa yang gigih, gemar dan mencintai ilmu. Walaupun selama ini kuliah melalui Daring, tetap semangat agar bisa menjaga rasa haus dan lapar terhadap ilmu,” katanya.
Mahasiswa PTM, harap Haedar, juga wajib menguasai keahlian di atas rata-rata, memiliki peran sosial. “Manusia terbaik adalah berguna bagi sesama, bahkan bisa beda agama, suku, dan pilihan politik, serta bisa membawa misi dakwah Muhammadiyah menjadi rahmatan lil alamin,” harap Haedar.