25.5 C
Jakarta

Konsisten Terapkan SNI, Kepala BSN: PT SHP Bisa Jadi Role Model Industri Mainan Anak

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S Achmad melakukan kunjungan industri ke PT Sinar Harapan Plastik (SHP) di Jalan Pergudangan Kapuk Kamal Indah, Jakarta Barat pada Rabu (15/2/2023). Kunjungan industri tersebut dimaksudkan untuk melihat dari dekat proses produksi mainan anak SHP mulai dari bahan baku hingga proses pengepakan.

PT SHP merupakan salah satu perusahaan mainan anak yang secara konsisten telah menerapkan Standardisasi Nasional Indonesia (SNI) sejak 2014. Perusahaan tersebut bahkan berhasil memperoleh penghargaan SNI Award selama 7 kali berturut-turut.

“Perolehan SNI Award menjadi salah satu bukti bahwa perusahaan ini memiliki komitmen tinggi untuk menerapkan SNI pada produk-produk mainan anak yang dihasilkan. Ini luar biasa. PT SHP bisa jadi role model bagi perusahaan sejenis lainnya,” kata Kukuh.

Menurut Kukuh, jika berbicara tentang mainan anak-anak maka ada dua kunci utama yang penting untuk diperhatikan yakni aman dan bermutu. Dua kriteria tersebut secara garis besar menjadi persyaratan utama dalam SNI mainan anak.

“Begitu strategisnya keamanan pada produk mainan anak, maka pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah mewajibkan SNI mainan anak,” lanjut Kukuh.

Ia mengingatkan bahwa mainan anak yang aman dan bermutu, secara tidak langsung ikut menyiapkan anak-anak agar kelak tumbuh menjadi SDM yang berkualitas dan sehat. Dengan mainan yang aman dan bekualitas maka kita dapat mengelola masa emas (golden age) usia anak-anak.

Baca juga: BSN Tetapkan Sejumlah SNI Untuk Mainan Anak-Anak

Kukuh memastikan bahwa SNI akan terus mendukung upaya-upaya SHP untuk menghasilkan produk mainan anak yang memenuhi standar SNI. Terlebih pada produk mainan anak, SHP telah menggunakan lebih dari 60 persen TKDN. “Ini artinya kita juga mendukung Gerakan Bangga Produk Dalam Negeri, bangga menggunakan SNI,” tegas Kukuh.

SNI Mainan Anak

BSN sendiri diakui Kukuh telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) mainan anak. Dengan menerapkan SNI, diyakini dapat melindungi anak dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan agar terhindar dari bahan dan kandungan berbahaya yang terdapat pada mainan; melindungi kesehatan, keselamatan dan keamanan anak saat bermain.

Kepala BSN Kukuh S Achmad saat menempelkan stiker SNI pada mainan anak produksi dari PT SHP

Sebagian SNI tersebut telah diadopsi Kementerian Perindustrian ke dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 24/M-IND/PER/4/2013 Tentang Pemberlakuan SNI Mainan secara wajib, dengan perbaikan pertama di Peraturan Menteri Perindustrian No 55/M-Ind/PER/11/2013 dan perbaikan kedua di Peraturan Menteri Perindustrian No. 111/M-Ind/PER/12/2015.

SNI Mainan Anak yang diberlakukan secara wajib oleh Kementerian Perindustrian meliputi (1) SNI ISO 8124 – 1:2010, Keamanan mainan – Bagian 1: Aspek keamanan yang berhubungan dengan sifat fisis dan mekanis; (2) SNI ISO 8124 – 2:2010, Keamanan mainan – Bagian 2: Sifat mudah terbakar; (3) SNI ISO 8124-3:2010, Keamanan mainan – Bagian 3:Migrasi unsur tertentu, dan (4) SNI ISO 8124-4:2010, Keamanan mainan – Bagian 4: Ayunan, seluncuran dan mainan aktivitas sejenis untuk pemakaian di dalam dan di luar lingkungan tempat tinggal, dan (5) SNI IEC 62115:20111 Mainan elektrik- Keamanan. (6) SNI 7617:2010 Tekstil – Persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida dan kadar logam terekstraksi pada kain untuk pakaian bayi dan anak, serta (7) EN 71-5 Chemical toys (sets) other than experimental sets.

Baca juga: BSN Serahkan SNI Award 2022 kepada 56 Organisasi, Ini Data Penerimanya!

Saat ini, sudah banyak industri yang menerapkan SNI mainan anak. Tercatat, berdasarkan data bangbeni.bsn.go.id, terdapat 95 industri mainan anak, salah satunya adalah PT SHP.

Menurut Kukuh, penerapan SNI pada mainan anak sangatlah penting. Hal ini mempertimbangkan resiko atas penggunaan mainan. “Tanpa standar, risiko bahaya yang ditimbulkan cukup besar. Hal ini dapat mengancam keselamatan dan keamanan anak. Tidak hanya itu, dengan standar juga dapat mencegah masuknya produk impor dengan kualitas rendah. Karena tidak jarang, masih ditemukan produk mainan yang belum ber-SNI,” jelas Kukuh.

Dengan semakin banyaknya organisasi/ perusahaan yang menerapkan SNI mainan anak, Kukuh berharap risiko dan bahaya penggunanaan mainan anak yang tidak berstandar bisa dicegah seminimal mungkin. “BSN mengajak dan mendorong terus kepada pelaku industri untuk menerapkan SNI mainan anak secara konsisten sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saing nasional serta mencegah produk non standar masuk ke Indonesia,” pungkas Kukuh.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT SHP, Hary Tio mengungkapkan dengan adanya SNI, produknya tidak kalah bersaing dengan produk di mancanegara. Selain itu, dengan SNI pihaknya dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan aman untuk masa depan bangsa yakni anak-anak Indonesia.

Baca juga: PT SHP, Dongkrak Kinerja Perusahaan Melalui SNI

Saat ini, lanjut Hary, berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI), pengusaha mainan sejenis di Indonesia berjumlah 59, yang terdiri dari 27 Pedagang Besar; lebih dari 50 Importir dan 6 Industri.

“SHP Toys berusaha mempertahankan posisinya di peringkat nomor satu atau sebagai pemimpin pasar produsen mainan tunggang di Indonesia. Kunci utama untuk mainan adalah dengan memahami kebutuhan anak-anak. Semuanya ada di tangan konsumen, sehingga PT. SHP berusaha untuk dapat memahami kebutuhan mereka,” tutur Hary.

SHP diketahui sebagai produsen mainan anak yang memiliki sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Sejak tahun 2014 hingga 2021, perusahaan yang didirikan sejak tahun 1985 itu, berhasil meraih penghargaan tertinggi dari pemerintah RI untuk penerapan SNI, SNI Award.

Selain menguasai pasar lokal, PT SHP pun merambah pasar internasional. Sampai saat ini, PT SHP telah mampu memasok mainan anak ke luar negeri, seperti Amerika, Australia, dan Thailand. Bahkan, dengan inovasi terbarunya, mainan anak drift merupakan produk pertama dan satu-satunya di Indonesia yang telah ber SNI.

Untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya produk-produk berkualitas dan ber-SNI, SHP juga mensosialisasikan SNI Mainan anak melalui pameran. Salah satu pameran yang sering diikuti adalah Indonesia Quality Expo (IQE).

“Kami rutin mengikuti pameran di kementerian dan lembaga, salah satunya pameran yang diselenggarakan oleh BSN yaitu IQE,” ujar Hary.

Di pameran, lanjutnya, SHP menjelaskan tentang bahaya penggunaan mainan anak yang tidak ber-SNI kepada pengunjung terutama kepada anaka-anak dan orang tua.

BSN sendiri rutin menyelenggarakan IQE sejak 2013. “Tahun ini adalah yang ke-11 penyelenggaraan yang rencananya akan diselenggarakan pada 9 – 12 November 2023 di DOME, Balikpapan, Kalimantan Timur,” pungkas Kukuh.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!