24.1 C
Jakarta

Pendidikan Harus Ciptakan Kecerdasan Emosional, Spiritual dan Intelektual

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi, Ketua Umum PP Muhammadiyah menandaskan pendidikan harus bisa menciptakan kecerdasan emosional, spiritual, dan intelektual secara seimbang serta berkualitas. Pendidikan yang hanya mengedepankan kecerdasan emosional, spiritual, dan meninggalkan kecerdasan intelektual merupakan kemunduran.

Haedar Nashir mengungkapkan hal tersebut pada Syawalan Keluarga Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Masjid Islamic Center Kampus 4 UAD Yogyakarta, Sabtu (29/4/2023). Selain Syawalan juga pelepasan jamaah haji dari dosen dan tenaga kependidikan UAD.

“Keseimbangan kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual itu penting. Tetapi keseimbangan yang kualitatif dan syawal atau di atas rata-rata. Jangan keseimbangan yang pas-pasan, karena keseimbangan yang pas-pasan tidak bisa bersaing dengan yang lain,” tandas Haedar.

Haedar Nashir bersalaman dengan civitas akademika UAD. (foto : heri purwata)

Saat ini, tambah Haedar, Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain di bidang kecerdasan intelektual. Karena itu, pesan tersebut mengandung dua hal. Pertama, hati-hati dalam merancang bangun pendidikan, jangan terlalu bersemangat tentang spiritual, moral, dan meninggalkan dunia intelektual.

“Kedua, jangan merasa sudah sukses mengelola pendidikan di Indonesia. Kita masih tertinggal dari negara tetangga. Human development Index kita nomor tujuh, daya saing kita nomor enam dari negara-negara ASEAN,” tandas Haedar.

Indonesia, kata Haedar, telah mempunyai proyeksi tahun 2045 yaitu Indonesia Emas. Karena itu, proyeksi pendidikan harus benar. “Di sini kita dituntut untuk mengembangkan pendidikan bersifat transformatif sehingga memiliki keunggulan,” tandasnya.

Menurut Haedar, parameter keunggulan ada dua yaitu kompetisi dan komparasi. Pendidikan disebut unggul kalau dikompetisikan berada bisa berada di depan. Sedang jika dikomparasikan menjadi yang terbaik. “UAD sudah terakreditasi institusi A. Karena itu, kualitatif harus menggambarkan akreditasi tersebut,” tambahnya.

Sementara Rektor UAD, Dr Muchlas MT mengatakan syawalan merupakan awal aktivitas produktif untuk memajukan UAD, sebagai wujud meningkatnya ketaqwaan setelah berpuasa. Civitas akademika dituntut terus menjaga kerukunan dan keakraban yang telah terkondisi dengan baik.

Rektor UAD. Dr Muchlas MT saat menyampaikan sambutan Syawalan. (Foto : heri purwata)

“Karena kerukunan menjadi modal penting untuk terus mengupayakan UAD menjadi perguruan tinggi yang unggul, inovatif yang mampu memberikan pengabdian yang optimal pada bangsa, umat manusia, berlandaskan nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan,” kata Muchlas.

Untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul, kata Muchlas, pertama, UAD akan terus melakukan inovasi yang menghasilkan produk-produk unggulan. “Jika memperhatikan perjalanan riset UAD, terlihat di bidang teknologi cukup masif mewarnai kegiatan inovasi yang menghasilkan produk-produk unggul teknologi Hankam, Medis, dan Informasi,” katanya.

Kedua, kata Muchlas, seperti pesan Ketum PP Muhammadiyah, UAD perlu menetapkan identitas ekosistem akademik yang dikembangkan berbasis nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan, baik nilai normatif, dan transformatif. “Merujuk salah satu manhaj Islam berkemajuan, pengembangan diskursus akademik perlu penggunaan tiga pendekatan yaitu bayani (teks), burhani (rasional akal), dan irfani (hati nurani),” ujarnya.

Ketiga, UAD perlu mengembangkan dan melaksanakan model kepemimpinan transformatif. Model kepemimpinan ini diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan bagi kemajuan UAD. “Kepemimpinan ini dijalankan berbasis pada sistem, bukan figur perorangan, juga kepemimpinan yang hanya terkenal dan baik di panggung saja. Tetapi tidak memberikan perubahan yang berarti pada kemajuan universitas kita,” tandasnya.

Sedang keempat, pengembangan kampus berorientasi langit yaitu muara dari semua upaya memajukan UAD adalah memperoleh karunia dan ridho Allah SWT. “Karena itu, totalitas dari bapak ibu civitas akademika UAD untuk meniatkan kembali dengan ikhlas dan kita jalani dengan aktivitas amal sholeh sesuai core value UAD yaitu inovatif, proposional, dedikatif,” harap Muchlas. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!