31.7 C
Jakarta

Alumni Gizi UMS Raih Beasiswa Riset Internasional

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Prestasi membanggakan kembali hadir dari alumni Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Saminur Fauzan, S.Gz, yang saat ini melanjutkan studi Master by Research di International Islamic University Malaysia (IIUM). Ia menekankan bahwa peluang beasiswa riset masih sangat terbuka luas, hanya saja masih banyak mahasiswa yang belum mendapatkan informasi terkait kesempatan tersebut.

Fauzan menceritakan awal mula ia mendapatkan kesempatan studi melalui jalur Master by Research atau studi lanjut S2 jalur riset. “Awalnya saya mencari di LinkedIn, melihat berbagai peluang master riset. Setelah menemukan yang sesuai bidang, saya mencoba mendaftar, melalui seleksi berkas hingga wawancara. Alhamdulillah akhirnya diterima,” jelasnya, Kamis (4/12).

Menurutnya, program Master by Research memiliki keuntungan berbeda dibanding studi berbasis coursework yang umum ditemui di Indonesia. Mahasiswa akan terlibat langsung dalam proyek penelitian nyata sesuai minatnya. “Belajarnya learning by doing. Kami fokus pada apa yang kita suka karena riset bisa dipilih sendiri,” imbuhnya.

Selain itu, jalur riset juga membuka peluang besar untuk upgrade langsung ke jenjang doktor tanpa harus menyelesaikan S2 penuh. “Di Malaysia dan Inggris itu bisa 1 tahun master lalu upgrade ke PhD dua tahun. Sangat prestis dan banyak dibutuhkan di dunia profesional,” katanya.

Saat ini, Fauzan menjalankan penelitian multidisiplin terkait Malnutrition Sarcopenia Syndrome yang menyerang lansia dengan usia di atas 60 tahun. Ia menggagas protokol layanan terintegrasi yang melibatkan tenaga gizi, dokter, dan fisioterapis agar deteksi dan manajemen intervensi dapat dilakukan cepat dan tepat.

“Selama ini malnutrisi dan sarcopenia hanya ditangani terpisah. Padahal keduanya sangat berkaitan, dan bila tidak ditangani dapat meningkatkan risiko kematian serta memperpanjang masa perawatan di rumah sakit,” ungkapnya.

Penelitian tersebut juga ditargetkan memiliki banyak luaran, seperti patent, dua artikel Scopus, hingga rekomendasi kebijakan kesehatan bagi Kementerian Kesehatan Malaysia dan panduan layanan rumah sakit. Riset ini disebut menjadi penelitian pertama di Asia Tenggara untuk penyakit yang semakin mendapat perhatian global tersebut.

Bagi Fauzan, pengalaman sebagai Graduate Research Assistant menjadi nilai profesional yang sangat berharga. Bahkan ia menyebut industri luar negeri membuka kebutuhan peneliti lintas disiplin yang jauh lebih besar dibanding di Indonesia.

“Di luar negeri, lulusan Master by Research dan PhD bisa masuk industri, menjadi penasehat, chairman, hingga tim ahli. Karena industri di sana banyak yang menciptakan dan meneliti sesuatu yang baru,” jelasnya.

Fauzan memiliki harapan besar atas riset yang ia jalani saat ini. Selain bermanfaat bagi dunia kesehatan di Malaysia, ia ingin hasil penelitiannya dapat dibawa pulang untuk memperbaiki layanan kesehatan lansia di Indonesia.

“Populasi lansia terus meningkat. Penelitian ini diharapkan bisa digunakan di berbagai negara termasuk Indonesia, bahkan menjadi bagian dari konsensus global,” tuturnya.

Sebagai alumni UMS, ia ingin terus berkiprah dan membawa nama baik bangsa. “Semoga bisa memberi manfaat luas, membuat kebijakan positif untuk kesejahteraan lansia, dan menjadi kebanggaan diaspora Indonesia serta alumni UMS,” pungkasnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!