JAKARTA, MENARA62.COM– Sebanyak 170 industri kecil menengah (IKM) ambil bagian dalam ajang Craft-Batik-Gift Show 2018 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) 7-11 Maret. Para pelaku IKM tersebut berasal dari seluruh wilayah Tanah Air dengan hasil karya kreatif yang sangat bervariasi.
“Kerajinan tangan, batu mulia hingga batik yang harga mahal dan murah, semua ada dipameran ini,” kata John Simbi, Director PT Mastindo Graha Expotainment. Rabu (07/03/2018).
Diakui John, ini adalah pameran Craft-Batik-Gift Show kedua yang digelar di JCC. Tujuannya adalah membantu pemerintah mempromosikan batik dan karya kreatif tidak hanya pada lingkup pasar domestik tetapi juga pasar mancanegara.
Dalam ajang kali ini, John sengaja mengundang sejumlah duta besar negara asing sebagai bagian dari upaya promosi. Selain itu ditampilkan pula fesyen show kain tradisional karya Zainal Songket.
Sementara itu Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan Indonesia sangat kaya akan produk kreatif terutama dari bahan materialnya.
“Yang penting ide-ide kreatif agar material yang ada bisa diciptakan karya-karya kreatif yang bernilai ekonomi tinggi,” jelas Gati.
Diakui perajin industri kreatif merupakan ujung tombak ekonomi rakyat yang tahan terhadap hantaman krisis ekonomi global. Disaat industri besar mengeluhkan lesunya ekonomi global, industri kreatif justeru mengalami perkembangan yang bagus.
Nilai ekspor produk kreatif di Indonesia, lanjut Gati terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2016, nilai ekspor industri kreatif mencapai 747 juta dolar AS, dan meningkat menjadi 776 juta dolar AS pad 2017. Meski kenaikannya relatif kecil hanya 3,8 persen tetapi itu menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan produk kreatif Tanah Air.
“Kuncinya bagaimana kita mempromosikan sehingga produk kreatif Indonesia makin dikenal dunia,” tegas Gati.
Pemerintah sendiri melalui Kemenperin memberikan kesempatan kepada pelaku IKM untuk bergabung dalam e-smart IKM. Melalui e-smart IKM, produk kreatif didorong untuk dipasarkan melalui online.
“Jadi selain offline perlu juga para pelaku IKM merambah pemasaran online. Karena era digital memang mengharuskan kita menyesuaikan diri termasuk dalam hal bisnis dan pemasaran,” tutup Gati.