MADINAH – Tingkatkan efektivitas pelayanan terhadap jemaah haji, tahun ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menerbitkan Kartu Kesehatan Jamaah Haji (KKHJ). KKJH hadir menggantikan buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH).
“Sebelum diberlakukan untuk semua jemaah, KKJH telah diujicoba tahun lalu untuk wilayah Jawa Barat, dan terbukti efektif,” kata Kepala Bidang Kesehatan Haji Arab Saudi dr Melzan Dharmayuli, dalam siaran persnya, Kamis (26/7).
Sebelum ada KKJH, jemaah dibekali dengan BKJH berbentuk sebuah buku. Hasil resume kesehatan jemaah ditulis dalam BKJH. Buku dipegang perorangan jadi yang tahu hanya 1 orang saja.
Menurur dr. Melzan, KKJH lebih efisien karena datanya di entri ke dalam Siskohatkes yang bisa diakses dimanapun. KKJH dilengkapi dengan QR Code dan barcode, sehingga ketika di scan dengan aplikasi siskohat mobile maka datanya dapat dilihat dimanapun dan kapanpun.
“Jemaah pun juga dapat tahu bagaimana riwayat pemeriksaan mereka sehingga mereka lebih sadar di awal dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehatnya,” tambah Melzan.
Jemaah bisa melihat status kesehatannya di aplikasi siskohat mobile dengan scan. Mereka tidak perlu repot-repot membawa buku. Bagi petugas bisa akses di manapun untuk jemaah haji yang berbeda.
“Misalnya TKHI kloter dari Surabaya bisa memberikan pelayanan untuk kloter dari Lombok. Petugas selanjutnya bisa entry langsung sehingga lebih fleksibel dan efisien dan lebih praktis,” terang Melzan.
Di KKJH juga ada ICV atau sertivikat suntik meningitis yang dilengkapi dengan nama, jenis kelamin, kebangsaan. ICV ini akan dilegalisasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan. ICV merupakan syarat mutlak dari pemerintah Arab Saudi bagi warga negara lain yang akan masul ke wilayah Arab Saudi. Tujuannya adalah untuk melindungi jemaah dari tertular meningitis.
KKJH sudah terintegrasi antara kartu kesehatan jemaah haji Indonesia dan Siskohatkes.
“Data siskohatkes menjadi penting untuk kami tim kesehatan yang ada di lapangan untuk menentukan bentuk penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan jemaah,” terang Koordinator Lapangan dari Tim Promotif Preventif dr. Ikhsan, di Madinah.
Menurut Ikhsan, data-data tersebut dapat digunakan sebagai bahan materi yang akan diolah menjadi pesan kesehatan yang akan disampaikan kepada jemaah. Data Siskohatkes juga dapat digunakan oleh tim kesehatan lainnya seperti PPIH dan TKHI.