JAKARTA, MENARA62.COM — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir. Pemberian gelar pahlawan ini dinilai tepat sebagai wujud penghormatan dan penghargaan resmi negara atas peran dan jasa Prof. KH. Abdul Kahar Muzakir dalam mempersiapkan proses kemerdekaan dan juga pengembangan pendidikan di Indonesia.
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR-RI, Mulyanto menyebut pemberian gelar Pahlawan Nasional bagi almarhum Prof. KH. Abdul Kahar Muzakir sangat tepat karena mempunyai makna penting serta berarti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemberian gelar pahlawan ini menunjukan pengakuan Negara atas peran aktif tokoh-tokoh pergerakan Islam dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kita patut mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi yang menganugerahkan gelar pahlawan bagi Prof. KH. Abdul Kahar Muzakir. Anugerah ini menjadi penting karena menjadi tanda tidak relevan lagi memperdebatkan dikotomi Islam dan Nasionalis dalam proses pembentukan dan pembangunan Negara ini. Tokoh Islam memiliki andil dalam mempersiapkan kemerdekaan bangsa ini. Begitupun dengan tokoh-tokoh nasionalis. Semua dipandang memiliki kedudukan dan derajat yang sama dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini,” ujar Sekretaris Majelis Pertimbangan Partai PKS ini, Sabtu (9/11/2019).
Mulyanto melihat ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari sikap dan pandangan Prof. KH. Abdul Kahar Muzakir. Salah satunya adalah keteguhan sikap dalam menjaga moralitas bangsa. Sebagai salah satu anggota Tim Sembilan, Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Prof. KH. Abdul Kahar Muzakir menginginkan bangsa dan Negara ini diselenggarakan berdasarkan moralitas agama. Meski demikian Negara perlu juga mengakomodasi aspirasi keragaman suku dan budaya yang ada di Indonesia.
“Berdasarkan pemikiran Prof. KH. Abdul Kahar Muzakir kita jadi paham bahwa hubungan antara Islam dan Negara adalah sebuah relasi inklusif yang sinergis. Saling menguatkan. Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim ini, harus menempatkan Islam sebagai kekuatan moral, modal dasar dan sumber relijiusitas utama bangsa ini,” jelas Mulyanto.
Berkat kegigihan perjuangan Prof. KH. Abdul Kahar Muzakir serta didukung tokoh Islam dan tokoh nasionalis lainnya akhirnya Indonesia menjadi negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa dan menyadari bahwa kemerdekaan bangsa ini adalah berkat rahmat dari Allah yang Mahakuasa.
“Founding fathers (pendiri bangsa, red) kita sudah berhasil membangun konsensus nasional, bersepakat, bahwa Indonesia adalah darul ahdi wa syahadah (negara perjanjian dan tempat beramal saleh). Harusnya sudah tidak ada lagi perdebatan antara Negara dan agama. Tugas dan tanggungjawab kita adalah mengisi kemerdekaan ini dengan karya dan pemikiran maju untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita kemerdekaan,” tegas Mulyanto.