Oleh: Robby H. Abror *)
Anak muda yang murung itu
Terpasung dalam ketidakpastian
Menjalani hidup di tengah musibah
Menyelaraskan kenyataan dengan angan-angan
Anak muda itu bergolak dalam keprihatinan
Ingin membebaskan diri dari tekanan hidup
Membangun mimpi yang roboh diterjang kenyataan
Penuh pengorbanan untuk menyalakan kembali api yang redup
Anak muda yang masih punya masa depan
Dikerangkeng oleh kerumitan yang datang tiba-tiba
Mengais rejeki menunggu belas kasihan
Tak mungkin meminta-minta meskipun menahan lapar dan dahaga
Anak muda itu memegang tangannya sendiri
Meraba denyut nadi, harapan hidup bahagia terbentang luas
Menghitung jantung yang berdetak dalam hitungan detik
Sambil mendongak ke langit yang muram: Tuhan kapan aku kembali?
Mlati, Sleman, 28 April 2020 (Hari Puisi Nasional)
*) Ketua MPI PWM DIY
sumber:Â mediamu