30.2 C
Jakarta

Terpilih Jadi Komisaris Bank Syariah Indonesia, Arief Rosyid Ingin Rangkul Milenial Lewat Bank 5.0

Baca Juga:

Jakarta  Menara62.com – Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia yang juga penggagas “Gerakan Bangkit Dari Masjid” M. Arief Rosyid Hasan, baru saja terpilih sebagai Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia (BSI).

Pengangkatan Arief dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRI Syariah, Selasa (15/12), bersama dewan direksi dan pengurus lainnya.

Arief menjadi satu-satunya milenial di dewan komisaris bank syariah yang masuk jajaran 10 bank syariah terbesar dunia itu. Pemuda berusia 34 tahun ini, memiliki tanggungjawab yang besar agar BSI dapat menyesuaikan kemajuan zaman utamanya tren gaya hidup milenial Indonesia.

Meski berpengalaman memimpin banyak organisasi, penunjukan dirinya sebagai Komisaris Independen tidak melalui proses yang mudah. Serupa dengan proses seleksi untuk dewan komisaris di bank lain, beberapa bulan Arief harus mengikuti serangkaian uji kompetensi, hingga dianggap layak mengisi posisi tersebut. Di beberapa postingan di media sosial, ia menyampaikan proses yang dilaluinya.

“Masuk ke dunia baru (perbankan syariah) bukan hal yang mudah apalagi dengan pengetahuan dan pengalaman yang sangat terbatas. Saya bersyukur masuk ke dalam keluarga Bank Syariah Mandiri yang memberi dukungan luar biasa. Saya melalui empat kali ujian, mulai dari syariah, manajemen resiko 1 & 2 komisaris, hingga terakhir fit & proper test OJK,” ujar Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 ini.

Arief yang tahun ini terpilih sebagai satu di antara 25 tokoh muda inspiratif Republika Online juga menjelaskan, ada hal penting yang akan dia upayakan di BSI.

Mendorong teknologi perbankan ini berkontribusi maksimal untuk kemaslahatan masyarakat agar bisa sejahtera bersama, sehingga masyarakat sukses dunia dan sukses akhirat.

“Saya sangat percaya bank syariah akan mendorong dunia perbankan jauh lebih modern dan berperan pada kebangkitan umat. Kami akan mendorong kemaslahatan yang berpusat pada kehidupan manusia, maka di situ awal kehadiran gagasan Bank 5.0,” jelas Arief.

Kata Arief, jika bank 1.0 menjadikan kantor sebagai pusat pelayanan nasabah, Bank 2.0 memberikan pelayanan perbankan di luar kantor seperti ATM, Bank 3.0 ditandai kehadiran smartphone yang memungkinkan pelayanan melalui perangkat ini, dan Bank 4.0 ditandai penggunaan kecerdasan buatan (AI).

Maka bank 5.0 tidak saja berperan bagi sisi finansial seseorang tapi juga menopang dunia spiritual dan sosialnya sebagai manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Hal ini sesuai dengan tren perkembangan dunia filantropi Indonesia, di mana milenial sangat terlibat aktif dalam aksi-aksi sosial tersebut.

“Sebagai contoh, di Bank Syariah Mandiri yang selama pandemi Covid-19, telah membantu ratusan rumah sakit dengan APD, masker, hand sanitizer, dan disinfektan. Selain itu, pengumpulan dana zakat, infaq, dan wakaf yang mencapai 76,6 milyar dengan 78.312 orang dan 2.710 lembaga penerima manfaat. Dampak sangat besar inilah yang tentu saja menjadi pembeda utama kelahiran Bank Syariah Indonesia sebagai Bank 5.0,” jelasnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!