BOGOR, MENARA62.COM — Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming mengatakan, pihaknya mendukung penuh dan akan berpartisipasi aktif mendukung visi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan mendorong transformasi ekonomi menuju negara maju. Hanya melalui inovasi dan teknologi, sebuah bangsa dapat meningkatkan produktivitas, daya saing dan transformasinya menuju negara maju.
“Melalui Covid-19, masih banyak sektor-sektor ekonomi Indonesia yang bergantung pada bahan baku dan produk dari luar. Bukan hanya produk kesehatan, tapi juga sektor pangan, industri, jasa dan tekhnologi, dan ketika terjadi gangguan rantai pasok global, banyak sektor ekonomi nasional yang mengalami kemacetan. Kita harus terus dorong anggota untuk terlibat aktif dalam berinovasi dan implementasikan teknologi untuk usaha kita,” ujar Maming, dalam sambutan acara Rakernas HIPMI XVII, di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021).
Oleh karena itu, momentum pasca pandemi ini perlu dimanfaatkan untuk menata dan memperkuat perekonomian nasional yang lebih mandiri dan berkedaulatan serta berdaya saing. Sudah saatnya menggeser perekonomian, dari bangsa yang konsumtif menjadi produktif, dari bangsa yang bertumpu pada sumber daya alam (SDA) beralih ke bangsa berbasis teknologi dan inovasi, dari bangsa penjahit menjadi bangsa dengan penguasaan teknologi tinggi.
“Inovasi dan teknologi perlu kita integrasikan dalam perekonomian bangsa agar semakin produktif dan berdaya saing, mengejar ketertinggalan kita selama ini. Melalui penerapan teknologi, produktivitas di kalangan pengusaha muda dapat ditingkatkan berkali-kali lipat dengan biaya ekonomi yang semakin efisien,” ucapnya.
Pengalaman selama ini, hanya dengan penerapan teknologi, pihaknya dapat menjadi pemain ekonomi global. Tambak udang yang dikerjakan oleh anggota pengusaha muda meningkatkan produksinya berkali-kali lipat dengan kualitas yang bagus. Kekayaan aspal buton dapat diolah menjadi aspal berkualitas bagus dengan penerapan teknologi seperti yang dijalankan.
“Batu bara yang berlimpah dapat kita olah menjadi elpiji dan sumber energi pembangkit listrik berbahan baku gas bahkan dapat diubah menjadi methanol dan bahan baku pupuk juga. Smelter nikel juga mampu meningkatkan performa bangsa dari ekportir nikel ore menjadi eksportir mobil listrik dimasa depan,” ungkapnya.
Teknologi digital juga terbukti mampu mendorong peningkatan intensitas produksi dan perdagangan global. Semua karena teknologi, sayangnya semuanya sebagian besar masih dikuasai bangsa lain tanpa ada upaya penciptaan dan pengembangan dari anak bangsa.
“Inovasi dan teknologi tidak jatuh dari langit, tapi lahir dari keseriusan anak bangsa dalam meneliti dan mengkajinya di laboratorium dan di lingkungan sosial. Oleh karena itu, inovasi dan teknologi perlu didorong dan ditingkatkan melalui kerja sama kemitraan antara kampus dan lembaga penelitian sebagai inovator, didukung oleh lembaga pemerintah di bidang riset dan teknologi, dikembangkan oleh dunia usaha dan dibiayai oleh lembaga pembiayaan,” tuturnya.
Dunia usaha terutama kalangan pengusaha muda yang lebih terbuka dan adaptif terhadap teknologi baru, dapat mengembangkannya secara ekonomi dan menerapkan dalam kegiatan usahanya. Lembaga pembiayaan baik perbankan maupun non bank juga perlu meningkatkan perhatian pada kalangan pengusaha muda terutama yang berbasis inovasi dan teknologi.
“Tentu saja semuanya membutuhkan dukungan pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi dan kementerian terkait lainnya. Sekiranya kelembagaan ini dapat terhubung dan bekerjasama dengan baik, kita akan melihat bangkitnya perekonomian Indonesia yang lebih berdaya saing di masa depan. HIPMI siap berkontribusi positif untuk pengembangan kerja sama ini,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo menyinggung saat pembukaan Rakernas bahwa Kabinet Indonesia Maju sebagai Kabinet HIPMI karena sejumlah menteri merupakan kader HIPMI.
“Kabinet Indonesia Maju (KIM) sekarang ini kayak kabinet HIPMI. Saya tidak tahu berapa yang dari HIPMI. Pak Bahlil, Pak Lutfi, Pak Erick, Mas Sandi, siapa lagi. Saya jangan dihitung. Banyak sekali. Kabinet HIPMI,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengatakan, tantangan yang dihadapi pengusaha dalam setahun terakhir sangat berat seiring merebaknya pandemi Covid-19. Ia mengatakan bukan hanya pengusaha, tapi juga seluruh rakyat Indonesia dan seluruh dunia karena dihadapkan pada krisis kesehatan dan krisis ekonomi.
“Tapi saya meyakini bahwa kader HIPMI tidak ada kata menyerah. Tidak ada istilah patah semangat. Saya yakin kader HIPMI bisa membalik sebuah tantangan menjadi sebuah peluang. Membalikkan bencana ini menjadi sebuah kebangkitan ekonomi kita. Asalkan kader HIPMI membuktikan semboyannya dalam dunia nyata menjadi pejuang pengusaha dan pengusaha pejuang,” kata Presiden Jokowi.
Rakernas juga dihadiri oleh Pendiri HIPMI Abdul Latief, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.