YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Sebanyak 1.376 wisudawan dari 2.771 orang atau 49.65 persen lulus dengan predikat Cumlaude. Wisuda periode November 2020 dan Maret 2021 ini dilaksanakan secara daring dan luring ‘terbatas’di Auditorium Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (27/3/2021).
Wisuda periode ini terdiri 2.512 wisudawan S1 dan 259 wisudawan S2. Sejak berdiri, alumni UAD berjumlah 53.834 orang. Mereka telah berkiprah di berbagai bidang di dalam negeri dan luar negeri.
Rektor UAD Yogyakarta, Dr Muchlas MT berharap dengan bekal yang diperoleh dari kampus, wisudawan dapat berkiprah secara optimal dalam menjalani profesi sebagai sarjana dan magister di tengah masyarakat. Rektor juga berharap pencapaian gelar Sarjana dan Magister ini dapat menambah kebahagiaan keluarga. “Kami juga mohon kiranya silaturahmi yang telah terjalin selama ini dengan UAD dapat terus tersambung dengan baik di masa-masa mendatang,” kata Rektor.
Kepala Biro Admisi dan Akademik UAD, Dr Wahyu Widyaningsih menerangkan, wisuda kali ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Wisuda kali ini dilaksanakan secara Luring (luar jaringan) dan Daring (dalam jaringan) di Kampus 1 UAD. Wahyu menjelaskan, wisudawan yang hadir pada Luring merupakan perwakilan wisudawan terbaik dari masing-masing fakultas.
Sedangkan wisudawan lain, kata Wahyu, mengikuti wisuda secara Daring dari rumah masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid-19. “Insya Allah, untuk wisudawan yang hadir secara Luring dilakukan rapid antigen. Sedangkan, wisudawan lain akan masuk melalui Zoom, dan dapat pula disaksikan melalui channel YouTube UAD,” kata Wahyu.
Wisudawan terbaik periode Maret 2021 diraih Indah Astrida Lestari Putri dengan masa studi 3,5 tahun dan IPK 4.00. Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum 2017 ini sangat aktif dalam kegiatan akademik dan nonakademik.
Mahasiswa asal Rembang ini aktif di BEM, Partai Mahasiswa, sampai organisasi ekstra. Setelah lulus, Indah mengaku ingin melanjutkan pendidikan S2 karena baginya masih sangat banyak di dunia ini yang harus digali dan dipelajari.
“Menjadi mahasiswa merupakan sebuah hak istimewa, banyak yang bisa digali dan pelajari, jangan hanya puas beraktivitas dalam kampus dan coba perluas dengan pengalaman. Intinya, tidak ada kata final untuk belajar karena belajar adalah proses,” kata Indah.
Wisudawan lain, Mar’artul Husna, mempunyai mimpi meraih prestasi kancah nasional dan internasional. Husna berambisi membuktikan mahasiswa dari perguruan tinggi swasta turut memiliki kesempatan untuk maju. Tahun 2018 saat menjadi jawara HKTI Innovation Award dan jawara lomba pendamping Pimnas 31. Lalu, Special Gold Medal HIUF Kingdom of Saudi, Silver Medal Shanghai Exhibition of Inventions dan Expo Science Abu Dhabi pada 2019.
Mahasiswa Prodi Teknik Kimia ini sempat pula membagikan pengalamannya ketika kesulitan berkomunikasi dengan warga, petugas subway, karyawan hotel, pegawai restoran dan dokter di Shanghai. Bahkan, Husna sempat dilarikan ke rumah sakit.
Kemudian, Husna membagikan pengalaman ketika visanya ditolak dua kali saat akan berangkat ke Jerman dengan waktu pelaksanaan kompetisi yang sudah sangat dekat. Ia bersyukur, pengajuan visa ketiga diterima dan akhirnya berangkat ke Jerman.
“Saya berharap ke depan tidak cepat puas dengan apa yang telah saya diraih dan tetap rendah hati, terus haus akan ilmu agar bisa jadi manusia yang bermanfaat untuk manusia yang lain,” ujar Husna.