26.2 C
Jakarta

Angin Puting Beliung, Ini Tanda dan Karakteristiknya

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Musim peralihan (pancaroba) di sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mendatangkan angin puting beliung. Ini adalah fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai, keluar dari awan Cumulonimbus (CB), dan terjadi di daratan.

Namun tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena puting beliung, ada kondisi tertentu seperti ketika kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil.

Adapun  tanda tanda akan terjadinya puting beliung yang perlu diwaspadai masyarakat, seperti dikutip dari laman bmkg antara lain:

  1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
  2. Udara mulai pagi hari sudah terasa panas serta cukup terik dan gerah.
  3. Umumnya mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
  4. Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus (CB).
  5. Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri, ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat karena hembusan angin.
  6. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
  7. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan lebat tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.

Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada masa pancaroba, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun akan diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

Karakteristik puting beliung/angin kencang berdurasi singkat:

  1. Sangat lokal, Luasannya berkisar 5-10 km
  2. Waktunya singkat, umumnya sekitar atau kurang dari 10 menit lamanya
  3. Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari
  4. Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama
  5. Sangat sulit diprediksikan karena sifat kejadian fenomenanya sangat lokal.
  6. Proses terjadinya puting beliung memiliki kaitan yang erat dengan fase tumbuh awan cumulonimbus (CB).

Imbauan untuk mengantisipasi puting beliung:

  1. Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut
  2. Memperkuat bagian atap rumah yang rapuh karena sangat mudah sekali terhempas oleh puting beliung, sedangkan atap rumah yang permanen, kemungkinannya kecil untuk terhempas.
  3. Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, padahal sebelumnya cerah, sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut
  4. Cepat berlindung dalam ruangan yang kokoh, hindari berdiri di dekat pepohonan yang berpotensi roboh, atau menjauh dari lokasi kejadian karena fenomena tersebut sangat cepat terjadi
  5. Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin, dan sebagainya.
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!