32.9 C
Jakarta

“BOS Janda” Bikin Berdaya

Baca Juga:

Dua bungkus otak-otak itu akhirnya saya bawa pulang. Rama, tuan rumahnya yang memaksa. Saya bayar pun tidak boleh. ‘’Ini produksi kelompok binaan kami. Cobalah,’’ kata eksekutif Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yang mulai Januari ini aktif di Baitul Wakaf Hidayatullah (BWH), lembaga nadzir di bawah naungan jaringan Pondok Pesantren Hidayatullah.

Sejak Desember lalu, BMH punya kesibukan baru di kawasan Cipayung, Jakarta Timur: memproduksi bakso, otak-otak dan siomay. BMH yang mendanai dan membantu akses pasar. Kelompok emak-emak yang mengerjakan produksinya.

Konsepnya pemberdayaannya sederhana. BMH membuat program pemberdayaan dengan nama ‘’Sekolah Ibu Hebat’’. Sesuai namanya, semua peserta programnya adalah perempuan. Ibu-ibu.

Dari 50 emak-emak yang mendaftar, BMH membagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 10 orang. Masing-masing kelompok memproduksi satu jenis makanan. Pilihan produknya ada tiga, disingkat BOS: bakso, otak-otak dan siomay. BOS sekaligus menjadi brand atas produknya.

Oleh emak-emak, merk BOS dinilai kurang jos. Terlalu generik. Mereka minta diizinkan menambahkan satu kata: Janda. Lengkapnya: BOS Janda.

Emak-emak yang tergabung dalam program itu, semuanya memang berstatus janda alias single parent. Mereka memiliki problem ekonomi dan sosial yang berat, karena harus menghidupi diri sendiri dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil.

Setelah mengikuti program ‘’sekolah’’, BMH memberi modal usaha. Untuk membeli bahan baku, peralatan memasak, peralatan pengepak, freezer penyimpan dan biaya untuk memasarkan dan mendistribusikan.

Rintisan itu mendapat sambutan dari banyak pihak. Untuk pusat kegiatan, ada donatur BMH yang membantu meminjamkan ruko dua lantai. Lantai atas untuk kitchen center dan pelatihan. Lantai bawah untuk warung makannya sekaligus praktik pemasaran.

Meski demikian, tidak semua pelanggan punya waktu datang ke ruko. ‘’Untuk melayani pembeli, kami dibantu Go-Jek Pembeli cukup kontak Go-Food, maka SOP Janda akan dikirim ke alamat pemesan,’’ terang Rama.

Karena masih baru, fokus pemasaran produk BOS Janda masih di sekitar Cipayung. Rama berharap dalam waktu dekat ini bisa menawarkan kerjasama dengan jaringan donatur BMH yang memiliki usaha minimarket untuk membantu pemasaran dan perluasan distribusi.

‘’Syukur-syukur bisa merata di seluruh wilayah DKI Jakarta. Kami mulai dari Jakarta Timur dulu,’’ jelasnya.

Tiba di kantor Tebet, Eddy Tatto segera menggoreng otak-otak pemberian Rama itu. Selain memang lapar, kami benar-benar penasaran. Ingin membuktikan cerita Rama, tentang kelezatan BOS Janda. Apalagi yang saya bawa adalah produk dengan kualitas A. Artinya: komposisi tepung dan ikan adalah 1:3.

Tahap pertama, digoreng sebungkus untuk berdua. Rasanya memang maknyusss. Empuk. Gurih. Kalau kualitas dan rasanya bisa dipertahankan, saya yakin: BOS Janda memang bisa membuat berdaya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!