30.2 C
Jakarta

Datangi UMP, Sudirman Said Bicara Pertanian

Baca Juga:

PURWOKERTO, MENARA62.COM — Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mendatangi kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jumat (20/10/2017). Ia datang ke UMP menjadi pembicara dalam seminar nasional yang diselenggarakan Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia dan berbicara tentang pertanian.

Dalam pemaparannya ia menilai, pemerintah, baik pusat maupun daerah harus menunjukkan keberpihakan yang nyata pada nasib petani kecil. Salah satu jalan yakni dengan turun tangan langsung untuk menyangga harga saat anjlok, serta membantu manajemen pasca-panen.

“Negara harus menunjukkan keberpihakannya kepada petani kecil,” kata Sudirman Said.

Menurutnya, bertani di jaman sekarang seperti berjudi. Sebab, selain ancaman gagal panen karena hama dan cuaca ekstrem, ketidakpastian harga komoditi pangan saat panen raya membuat nasib petani seperti perahu di tengah badai.

“Situasi seperti ini (harga anjlok) harus diakhiri, pemerintah baik pusat maupun daerah harus hadir langsung membantu para petani agar saat musim panen tiba mereka bisa menikmati jerih payahnya mengolah lahan,” ujarnya.

Sudirman menyebut, peran serta akademisi dalam meningkatkan harkat hidup petani juga harus digenjot. Para civitas akademika di perguruan tinggi punya kewajiban untuk memikirkan nasib petani sekaligus mencari solusi terbaik untuk memutus siklus tersebut.

“Mahasiswa pertanian yang sudah lulus hendaknya fokus di bidang pertanian saja, agar semakin maju dan kesejahteraan petani meningkat. Kalau lulusan pertanian saja merambah bidang lain, bagaimana nasib petani dan pertanian ke depan,” ujar Sudirman.

Rektor UMP Dr H Syamsuhadi Irsyad MH., menyambut hangat kedatangan Sudirman Said. Dalam sambutannya rektor mengungkapkan, pertemuan nasional tersebut merupakan kegiatan yang sangat penting.  “Saya melihat ada harapan besar untuk masa depan para mahasiswa pertanian di seluruh Indonesia. Harus kita sadari bersama dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta lebih, menjadikan strategi pembangunan pertanian memiliki peran yang sangat penting. Karena persoalan kedepan terkait pangan akan menjadi persoalan dunia,” ungkapnya.

Rektor menjelaskan, Food and Agriculture Organization (FAO) sebagai badan dunia bidang pertanian dan pangan telah memberi peringatan. “Warning pada negara-negara dunia untuk memperkuat ketahan pangan masing-masing,” ujarnya. Karena itu, lanjut rektor, FAO dalam forum-forum resmi selalu mengingatkan pentingnya food security.

“Hampir 80 persen bahan baku industri saat ini berasal dari pertanian  dan 70 persen kelangsungan hidup rumah tangga Indonesia saat ini masih bergantung pada sektor pertanian. Produk-produk pertanian Indonesia sesungguhnya merupakan penghasil devisa cukup besar,” katanya.

Di akhir sambutan, rektor berharap dari pertemuan nasional ini para mahasiswa Pertanian bisa memberikan sebuah rekomendasi yang inovatif untuk masa depan pertanian di Indonesia baik dalam bentuk pemberdayaan masyarakat dan kebiajakan publik.

Penulis: Tegar Roli A

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!