33 C
Jakarta

Pesantren Wali Canangkan Gerakan Cinta Kitab Kuning

Baca Juga:

SALATIGA, MENARA62.com — Pondok Pesantren Wakaf Literasi Islam Indonesia (WALI), Salatiga menggelar Seminar Nasional Peranan Kitab Kuning dalam Dinamika Literasi dan Intelektual Islam Indonesia. Seminar tersebut diadakan pada hari Sabtu dan Ahad (21-22/10/2017).

Seminar ini menghadirkan pembicara KH Idror Maimoen Zubair (Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang), KH Akomodien Shofa (Ketua Forum Silaturahmi Kyai Muda se-Jateng), KH Anis Maftukhin (Pengasuh Ponpes WALI), Ustad Munib Sidiq (Direktur WALI-Tamyiz Institute), dan Ustad Al Mutaqin (Praktisi Metode Tamyiz).

Pada kesempatan itu, Pesantren WALI juga mencanangkan Gerakan Cinta Kitab Kuning. Tujuannya, menurut Munib, adalah agar santri-santri mulai memasyarakatkan ilmu-ilmu dari khazanah kitab kuning untuk menjawab beberapa persoalan kontemporer. “Ulama-ulama kita jaman dahulu sudah membahas persoalan tersebut dengan komprehensif,” kata Munib.

Anis menambahkan, kitab kuning adalah sumber pengetahuan keislaman yang sangat vital. Namun, selama ini akses dan kemampuan untuk membaca dan memahami hanya dimiliki sebagian kecil santri. Kemampuan itu hanya dimiliki santri-santri yang menguasai ilmu tata Bahasa Arab (nahwu sharaf) yang mumpuni dan belajar belasan tahun di pondok pesantren. “Itupun mereka baru sebatas mengakses sebagian kecil kitab-kitab fiqih, aqidah, dan yang berbau keagamaan,” kata Anis.

Pondok Pesantren WALI mencanangkan Gerakan Cinta Kitab Kuning

Padahal, era keemasan Islam jaman dulu mengenal ilmuwan-ilmuwan yang menelurkan karya-karya luar biasa. Anis mencontohkan betapa kita terkejut bahwa 1.000 tahun sebelum Wright bersaudara belajar terbang, ulama Islam Abbas bin Firnas telah mempraktikkannya. Belum lagi sumbangan pengetahuan Ibnu Sina dalam Kitab Qanun At-Tib yang hingga kini masih menjadi rujukan di dunia kedokteran.

Agar umat Islam bisa mengakses khazanah keilmuan Islam, ungkap Idror Maemun, perlu terobosan dalam upaya menguasai ‘alat’ untuk membaca kitab kuning. “Saya apresiasi keberanian Pondok Pesantren WALI menerapkan Metode Tamyiz untuk mempercepat para santri bisa membaca, menerjemahkan, dan memahami kitab kuning,” katanya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!