26.1 C
Jakarta

Dekan FIB UI: Guru yang Bersahaja Itu Telah Pergi…

Baca Juga:

DEPOK, MENARA62.COM – Kepergian Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono meninggalkan duka bagi UI, khususnya keluarga besar FIB Universitas Indonesia. Kepergian pemilik ‘Hujan di Bulan Juni’ tersebut tak hanya membuat duka keluarga besar FIB UI, tetapi juga masyarakat Indonesia.

“Prof. Sapardi merupakan seorang guru, sahabat dan kolega. Kami semua di kampus sangat kehilangan dengan kepergian almarhum yang kita semua kenal dengan dekat dan akrab. Beliau merupakan orang yang sangat bersahaja,” papar Dekan FIB UI, Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, S.S., M.A dalam siaran persnya, Ahad (19/7/2020).

Menurut Adrianus, hari ini, bukan saja FIB UI yang kehilangan guru besarnya, tetapi Indonesia juga harus melepas salah satu anak bangsa yang turut berperan mengangkat harkat bangsanya melalui karya dan pengabdiannya pada seni budaya Indonesia.”

Prof. Sapardi lahir di Solo 20 Maret 1940. Beliau melanjutkan Pendidikan tinggi Sarjana di Jurusan Sastra Barat UGM. Beliau pernah juga studi di Universitas Hawaii Honolulu, Amerika Serikat.

Gelar Doktor Ilmu Susastra Beliau diperoleh di Fakultas Sastra Universitas Indonesia di tahun 1989. Sebelum mengajar di FIB UI beliau pernah mengajar di IKIP Malang Cabang Madiun 1964 – 1968. Beliau pertama diangkat di FIB UI tahun 1974 dan kemudian dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Susastra pada tahun 1995.

Prof. Sapardi menjabat sebagai Dekan FIB UI periode 1995-1999. Beliau purnabakti dari FIB UI tahun 2005. Semasa aktif sebagai dosen, melalui bimbingan beliau telah lahir para sarjana, magister dan doktor FIB UI.

Selain menyandang gelar guru besar FIB UI, almarhum dikenal luas sebagai sastrawan dan penulis yang syair-syairnya telah dikenal sepanjang zaman di berbagai kalangan usia, juga diterjemahkan di berbagai Bahasa asing. Karya terjemahannya adalah Lelaki Tua dan laut ( The old man and the sea, Hemingway) serta Duka Cita bagi Elektra (Mourning becomes Electra oleh Eugene O’Neil).

Kiprah almarhum telah mengantarkan beliau meraih  berbagai penghargaan nasional maupun mancanegara, termasuk di bidang sastra. Penghargaan yang diraih beliau diantaranya: 1978 Cultural Award dari pemerintah Australia, 1980 Anugerah Puisi-Puisi Putera II dari Malysia, 1990 Anugerah Seni dari Depdikbud,1996 Kalyana Kretya dari Menristek, 2003 The Achmad Bakrie Award for Literature, 2004 Khatulistiwa Award, dan 2012 Penghargaan dari Akademi Jakarta.

Selamat jalan untuk guru, sahabat, dan kolega, Prof. Sapardi Djoko Damono. Semoga Tuhan berkenan memberi tempat terbaik di sisi-Nya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!