27.5 C
Jakarta

Diet di Tengah Pandemi, Ini Panduan Aman dari Dokter Siloam Hospitals

Baca Juga:

BALI, MENARA62.COM – Pandemi Covid-19 menuntut orang untuk terus meningkatkan daya tahan tubuhnya. Namun di tengah upaya mempertahankan daya tahan tubuh, bukan berarti seseorang dilarang diet atau menjaga keseimbangan berat badan.

“Diet boleh saja, tetapi tentu pola dietnya harus benar, yakni diet  yang mempertahankan pola pemenuhan gizi agar kekebalan pada tubuh tetap terjaga,” kata Lely Agustin, Nutritionist Siloam Hospitals Bali pada kegiatan edukasi kesehatan Live Zoom Webinar bertajuk “Olahraga dan Defisit Kalori, Menjaga Imunitas Seimbang”, Jumat (19/03/2021) di Siloam Hospitals Bali.

Sebelum diet dilakukan, lanjut Lely, orang perlu memahami kebutuhan kalori hariannya. Untuk pria, rata-rata kebutuhan energi harian sebesar 2500 Kilo Kalori atau kkal. Sedangkan untuk wanita 2100 kkal. Satu Kilo Kalori setara 1.000 kalori.

“Dalam pelaksanaan diet kalori diperlukan pengurangan sebanyak 500 kkal per hari atau 3500 kkal per Minggu dan akan mengurangi sebesar 0,5 – 1kg dalam seminggu, ” tutur Lely.

Menurut Lely Agustin, melakukan diet bukan berarti mengurangi porsi makan dan asupan nutrisi. Namun menjaga gizi yang seimbang agar tubuh dapat mengolah asupan dengan tepat. Pola diet berlebih akan mempengaruhi sistem imun pada manusia, yaitu metabolisme energi akan terganggu dan daya tahan tubuh menurun. Sehingga mengakibatkan respon yang lambat terhadap antigen yang masuk.

“Yang dianjurkan adalah mengurangi porsi makan, pilih jenis makanan dan cara pengolahan kemudian aktif bergerak dengan melakukan kombinasi diet dengan olahraga,” pungkas ahli gizi dari Siloam Hospitals Bali, Lely Agustin.

Kombinasikan dengan olahraga

Program diet akan semakin optimal jika dibarengi dengan kegiatan olahraga atau aktif bergerak. Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Siloam Hospitals Bali, dr. Anthony, Sp.KO., melalui presentasi menjelaskan, berolahraga dapat meningkatkan kemampuan jantung, paru-paru dan pembuluh darah, sekaligus bertujuan guna mencegah penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan juga stroke.

Namun Anthony mengingatkan tidak semua cabang olahraga dapat dilakukan masyarakat pada saat pandemi. “Berolahraga sebaiknya dilakukan 3 hingga 5 kali dalam seminggu dengan intensitas sedang dan lakukan olahraga kurang lebih 30 menit.  Jika kemampuan tubuh memungkinkan, dapat dilakukan selama satu jam,” tutur dokter spesialis Kedokteran Olahraga Siloam Hospitals Bali ini menerangkan.

Menurut Anthony, Jenis olahraga yang dapat dilakukan adalah lari atau jogging dengan jarak disesuaikan dengan kemampuan. “Dan setiap dua minggu naikan durasi 2,5 menit,” pungkas Anthony.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!