LAMPUNG SELATAN, MENARA62.COM– Layani korban bencana tsunami, Dinas Kesehatan Lampung Selatan bentuk 18 pos pelayana kesehatan (Posyankes). Posyankes tersebut diharapkan akan memudahkan koordinasi antar instansi terkait evakuasi dan pelayanan korban tsunami.
Pos kesehatan utama di depan rumah dinas Bupati Kabupaten Lampung Selatan, sebagai pusat dalam menerima dan mengolah laporan dari penanggung jawab lapangan yang telah tersebar di Desa/Kab/Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan.
“Untuk memberikan pelayanan ini, kami sesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki agar merata, apakah dari medis/non paramedis atau bahkan mahasiswa yang dapat dilakukan secara statis ataupun mobile,” jelas Dr. Media Apriliana, MKM Kabid Yankes Dinkes Lampung Selatan seperti dikutip dari laman sehatnegeriku, Senin (31/12).
Ke-18 Posyankes ini tersebar dengan tim relawan medis tsunami di Kabupaten Lampung Selatan, yaitu; 1) Dermaga Bom; 2) Maja; 3) Puskesmas Bakauheni; 4) Totoharjo; 5) Cugung; 6) Kunjir; 7) Harjo Pancoran; 8) SMP 2 Rajabasa; 9) Puskesmas Rajabasa; 10) Sukaraja; 11) Way Uli; 12) Sukaraja; 13) Kecamatan Rajabasa; 14) RS Kabupaten Bob Bazar; 15) Puskesmas Sidomulyo; 16) Sebalang; 17) Tennis Indoor Kalianda dan 18) Pustu Canti.
Posyankes terbagi dua yaitu pos statis dan pos mobile. Ada 4 pos Statis siap melayani korban selama 24 jam yaitu Posyankes Cugung, Kecamatan Rajabasa, Kunjir dan Tennis indoor Kalianda. Sedangkan Posyankes mobile beroperasi sampai dengan pukul 16.00 WIB dikarenakan posisi posko ini berdekatan dengan pesisir pantai, sehingga merupakan daerah rawan.
Saat ini, total tenaga relawan kesehatan terhitung dari tanggal 26-29 Desember 2018 berjumlah 502 personil yang terdiri dari 58 dokter umum; 5 dokter spesialis; 201 perawat; 18 bidan; 70 Tenaga Kesehatan Masyarakat (Kesling, Gizi dan Surveilans); 62 Tenaga Farmasi (apoteker dan asisten apoteker); 3 psikolog; 44 non medis; dan 41 mahasiswa kesehatan.
“Kami akan terus siaga pasca tsunami ini. Teman-teman relawan akan terus berupaya yang terbaik dalam melayani masyarakat di tengah kejadian tsunami ini,” jelas Dr. Media Apriliana.