26.3 C
Jakarta

Gandeng Peneliti dan Akademisi dari 20 Negara, Untar Gelar Konferensi Internasional Bahas Dampak Pandemi  

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Pandemi bukan menjadi penghalang bagi para peneliti, akademisi, dan mahasiswa untuk bertemu membahas permasalahan-permasalahan dunia yang akhir-akhir ini terjadi. Mencari solusi untuk keberlangsungan hidup masyarakat dalam menghadapi dampak pandemi yang menghantam segala aspek kehidupan, menjadi tujuan diselenggarakannya perhelatan besar yang diselenggarakan oleh Universitas Tarumanagara (Untar).

Untar menggelar Konferensi Internasional terbesar yang terdiri dari Tarumanagara International Conference on the Applications of Social Sciences and Humanities  (TICASH), Tarumanagara International Conference on the Applications of Technology and Engineering (TICATE), Tarumanagara International Conference on the Medicine and Health (TICMIH), sekaligus Konsorsium Bidang Hukum, Psikologi, dan Kesehatan yang menjadi program Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah (LLDIKTI III), pada 5-6 Agustus lalu secara daring.

Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan menyampaikan sekitar 650 lebih karya penelitian, berasal dari hampir 20 negara di dunia, disampaikan dan didiskusikan dalam konferensi dan konsorsium.

“Hal ini menjadi bukti, bahwa sesungguhnya seluruh masyarakat dunia, khususnya yang tergabung dalam dunia pendidikan, peduli dan ingin berperan secara nyata sesuai keahlian, dalam penanganan pasca Covid-19,” ucap Agustinus dalam keterangan tertulis, Jumat (13/8).

Prof. Agustinus melanjutkan, 650 karya ilmiah dari para peneliti yang datang dari berbagai negara seperti Australia, Republik Ceko, Jerman, Jepang, Malaysia, Swedia, Inggris, Timor Leste, Singapura, China, Taiwan, Thailand, Jamaika, Filipina, India, Kenya, Jordan, dan pastinya Indonesia, membuktikan bahwa dunia pendidikan tinggi memiliki peran untuk mengatasi masalah khususnya memberikan solusi dalam menghadapi  dampak pandemi Covid19 yang berkepanjangan.

Kepala LLDIKTI III Prof. Dr. Agus Setyo Budi., M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Covid-19 telah memberikan efek signifikan terhadap kesehatan global dan ekonomi dunia. “Melalui konferensi dan konsorsium ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap tantangan-tantangan yang akan datang dalam era teknologi yang disruptif ini,” pesannya.

Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kemenkumham Prof. Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H., M.Hum. mewakili Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly yang berhalangan hadir, menyampaikan bahwa Kemenkumham mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Untar dalam mengorganisir acara yang sangat relevan terhadap situasi saat ini. “Semoga konferensi ini dapat memberikan pertukaran pandangan untuk kemasyarakatan yang lebih baik dengan mengikuti peraturan hukum yang berlaku,” ujar Prof. Widodo Eka Cahyana.

Salah satu narasumber bidang kesehatan, Prof. Tania Sorrell dari University of Sydney Australia, membahas tentang Long Covid-19 di Indonesia dan Australia. Tania menjelaskan bagaimana mengenali Long Covid-19 dan gejala-gejala yang dialami pasien. “Cara penanganannya adalah menggunakan treatment pengobatan yang menargetkan virus tersebut, menekan permasalahan respon imun, dan mencegah komplikasi yang dapat membahayakan nyawa pasien,” jelasnya.

Dibahas pula jenis-jenis vaksin yang sudah ada di dunia, efektivitasnya, serta tantangan terhadap vaksin, hingga bagaimana vaksin dapat mencegah risiko yang dihadapi manusia.

Pada kesempatan tersebut, secara khusus para Rektor dari berbagai universitas di lingkungan LLDIKTI III yang tergabung dalam konsorsium, turut menyampaikan ucapan terima kasih kepada Untar yang telah bersedia menjadi tuan rumah dan menaruh harapan besar kepada para akademisi dan mahasiswa untuk terus berkarya serta berperan memperbaiki kehidupan masyarakat.

 

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!