YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengimbau masyarakat di lereng Gunung Merapi tidak panik dengan adanya asap solfatara yang kerap dihembuskan gunung teraktif di Indonesia itu.
“Melihat asap itu, masyarakat di lereng Gunung Merapi diminta tidak perlu khawatir atau panik,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida di Yogyakarta, Ahad (3/2018), seperti dilansir Antara.
Hanik menjelaskan asap solfatara yang keluar dari Gunung Merapi di perbatasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Magelang, Boyolali, Klaten, Jawa Tengah tersebut merupakan peristiwa normal. Asap Gunung Merapi itu, yang menunjukan bahwa memang ada aktivitas vulkanik di Gunung Merapi.
“Karena memang mulai tanggal 11 Mei 2018 ada letusan, sehingga asap yang keluar dari Gunung Merapi tersebut selama beberapa minggu ini merupakan bagian adanya aktivitas,” kata Hanik.
Sebelumnya, berdasarkan pemantauan BPPTKG, ketinggian asap solfatara Gunung Merapi (2968 mdpl) terpantau mencapai 400 meter pada Ahad (3/6/2018) pagi pukul 04.13 WIB, dari kawah puncak gunung Gunung Merapi itu dengan arah angin ke arah timur laut.
Hanik berharap, masyarakat tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi dari sumber yang tidak jelas. Menurutnya, masyarakat perlu tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah, menanyakan langsung ke BPPTKG, atau instansi terkait lainnya.
“InsyaAllah kalau ada kenaikan yang signifikan alat-alat pemantauan kami akan mendeteksi. Warga tidak perlu panik karena kepanikan bisa menyebabkan timbulnya bahaya misalnya kecelakaan,” kata dia.
Laporan terkini BPPTKG tentang aktivitas di Gunung Merapi, menunjukkan pukul 00.00-06.00 WIB secara visual terpantau cuaca cerah dan berawan, suhu udara 15.3-17.8 derajat celsius, dengan kelembaban udara 65-65 persen, dan tekanan udara 870.3-872.8 mmHg.
BPPTKG menyatakan hingga saat ini Gunung Merapi masih berada dalam status waspada atau level II.