SOLO, MENARA62.COM — Jatmiko, Wakil kepala sekolah bidang Humas Sekolah Pendidikan Karakter Berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, ikut mengikuti workshop menjadi jurnalis warga. Kegiatan yang berlangsung pada Ahad (22/4/208) itu, dilakukan di Lembaga Pelatihan Jurnalistik Solopos (LPJS).
Sebanyak 20 peserta mengikuti jurnalisme warga. Peserta berasal dari berbagai latar belakang mulai guru, perangkat desa, pekerja swasta, FLP Cabang Karanganyar, Panwas, Baitul Maal, TNI AU dan lainnya. Peserta mendapatkan tiga materi, yaitu jurnalisme warga dan jurnalisme dasar, menulis isu dan menulis memikat, dan membuat foto aktratif.
Syifaul Arifin, Redaktur Solopos mengatakan, banyak berita yang dimuat media massa bermula dari hasil karya jurnalisme warga. Inilah jaman, ketika menulis bukan monopoli wartawan. Siapa saja bisa jadi pewarta. Istilah yang sering dipakai adalah jurnalisme warga atau citizen journalism. Ada juga yang lebih sreg dengan istilah pewarta warga atau citizen reporter. “Alasannya, warga yang menulis, memotret, merekam peristiwa untuk disiarkan itu, bukan jurnalis namun melaporkan. Kadang bosan mengkonsumsi karya jurnalis konvensional, monoton. Bisa jadi, yang dilaporkan citizen journalism lebih segar, berbeda, angle lebih menarik,” ujarnya.
Jatmiko mengatakan, workshop ini penting karena menyangkut perubahan dan perkembangan masyarakat di era kekinian.
“Partisipasi publik mampu menumbuhkembangkan kepekaan rasa memiliki. Bahkan tidak memandang dari kalangan apapun, siapapun, kapanpun, dan dimanapun, dapat mengakses. Adanya pelatihan ini, semoga dapat melahirkan seorang jurnalis warga yang memiliki sopan santun, karena harus berpihak pada kepentingan publik, tahu kode etik jurnalistik dan mengenal prinsip jurnalistik,” katanya.