MAKASSAR, MENARA62.COM – Puncak acara Jelajah 3Ends yang digelar di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan berlangsung meriah, kemarin. Acara yang diawali dengan lomba senam antar ibu-ibu PKK kelurahan se-Kota Makassar tersebut dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP & PA), Yohana Yembise, Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto dan Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal.
Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto menyatakan tekadnya untuk terus berupaya melindungi perempuan dan memenuhi hak-hak anak di Kota Makassar melalui berbagai cara. Seperti membuat kebijakan, memperbaiki, dan menambah fasilitas yang ramah perempuan dan anak.
“Tiga fokus penting program 3Ends, yakni akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan orang, dan akhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan sejalan dengan visi Kota Makassar, yakni “Makassar Kota Dunia yang Nyaman Untuk Semua,” kata Walikota.
Lebih lanjut ia mengatakan n semua masyarakat, terutama perempuan dan anak dapat menikmati hasil-hasil pembangunan yang dicapai kota Makassar. Oleh karena itu, Pemkot akan membuat gerakan yang lebih massif dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan perempuan yang mandiri, bebas dari kekerasan, mendapat akses ekonomi, dan menciptakan anak-anak yang unggul.
Ramdhan Pomanto menuturkan sejumlah program telah dibuat di Kota Makassar untuk mendukung 3Ends, yakni pertama Jagai Anata, yaitu seluruh masyarakat dihimbau untuk memiliki kepedulian terhadap anak-anak yang ada di sekitarnya. Dengan jargon “semua anak, anak kita” diharapkan dapat meminimalisasi jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Makassar;
Kedua deteksi dini tingkat RT/RW, yaitu upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dimulai dari tingkat RT/RW sebagai unit terkecil dalam pemerintahan. Ketiga rumah aman (shelter) warga berbasis masyarakat yang digunakan untuk penampungan atau penitipan sementara korban perempuan dan anak. Rumah aman ini tidak hanya digunakan untuk penampungan atau penitipan perempuan dan anak yang merupakan warga Kota Makassar, tetapi juga warga lintas kabupaten/kota maupun provinsi di Indonesia.
Dan yang keempat adalah Badan Usaha Lorong (Bulo) sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi perempuan.
Menteri Yohana memberikan apresiasi yang tinggi terhadap komitmen pemerintah daerah Kota Makassar untuk untuk mewujudkan kota yang ramah perempuan dan anak.
“Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terus meningkat namun masih terselubung karena banyak korban yang masih enggan melaporkan kekerasan yang dialami,” tutur Menteri Yohana.
Oleh karena itu, Menteri Yohana meminta masyarakat untuk melaporkan ke P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) dan aparat kepolisian jika mengalami kekerasan.
“Saya berharap Jelajah 3Ends dapat diimplementasikan di daerah lain di seluruh provinsi agar dapat meminimalisasi segala bentuk kekerasan, diskriminasi, dan ekploitasi terhadap perempuan dan anak,” lanjut Menteri Yohana
Usai menghadiri acara puncak Jelajah 3Ends, Menteri Yohana mengunjungi rusunawa binaan Yayasan Hadji Kalla di Kelurahan Panambungan, Kecamatan Mariso dan shelter (rumah aman) warga berbasis masyarakat “Tamamaung” di Kelurahan Maccini Parang untuk berdialog dengan masyarakat, mendengarkan secara langsung permasalahan masyarakat terkait dengan perempuan dan anak.
Di rusunawa binaan Yayasan Hadji Kalla, Menteri Yohana mendengarkan keluh kesah ibu-ibu yang pernah mengalami kekerasan dan menuturkan sejumlah permasalahan anak di wilayah tersebut, sementara di shelter (rumah aman) warga berbasis masyarakat “Tamamaung”, Menteri Yohana menerima pelaporan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang pernah ditangani, diantaranya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan anak yang dilacurkan.