32.8 C
Jakarta

Jelang Pertemuan IMF Di Bali, Pemerintah Bangun Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai

Baca Juga:

BADUNG, MENARA62.COM– Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Bina Marga tengah menyiapkan pembangunan  Underpass  Simpang Tugu Ngurah Rai di Kabupaten Badung. Pembangunan underpass ini menjadi salah satu persiapan Bali menyambut tamu-tamu dari Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) yang akan menggelar pertemuan tahunan pada Oktober 2018.

“Bali menjadi salah satu destinasi wisata unggulan, kita tingkatkan kualitas infrastrukturnya untuk menyambut tamu dari berbagai negara,” papar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, saat meninjau persiapan pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Minggu (02/04/2017). Turut hadir mendampingi, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Rildo Ananda Anwar, Direktur Preservasi Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII I Ketut Darmawahana dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.

Menteri Basuki mengatakan pada prinsipnya Kementerian PUPR siap melakukan pembangunan underpass tersebut, jika Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung berkomitmen membantu penyelesaian pengadaan lahannya.

Dikatakan Menteri Basuki, pertemuan tahunan IMF adalah agenda internasional yang sangat penting. Untuk itu pemerintah akan memberi dukungan penuh kepada Pemerintah Daerah terkait di Bali agar event ini dapat berlangsung dengan lancar.

Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengungkapkan pembangunan  underpass tersebut ditargetkan selesai sebelum diselenggarakannya pertemuan tahunan IMF.  Sehingga dapat membantu mengurai kemacetan jalan utama akses keluar-masuk bandara Ngurah Rai dan akan langsung terkoneksi dengan pintu tol Bali Mandara.

“Kita punya problem kemacetan disini, karena pertemuan arus dari Tol Bali Mandara ke arah Bandara, dan dari Nusa Dua ke Denpasar. Kita akan rancang  underpass  ini dari arah Sanur ke Nusa Dua. Panjangnya 600 meter,” ujarnya.

Arie mengungkapkan salah satu tantangan dalam pembangunan  underpass tersebut adalah lokasinya yang berdekatan dengan bandara, sehingga tidak dapat menggunakan peralatan konstruksi yang terlalu tinggi karena dikhawatirkan mengganggu pesawat yang hendak terbang dan mendarat.

“Konsep desainnya sudah selesai, tinggal bagaimana kita dorong percepatannya melalui penggunaan teknologi agar selesai dalam waktu satu tahun,” kata Arie.

Selain lokasinya yang berdekatan dengan bandara, diungkapkan Arie juga terdapat beberapa sarana umum yang harus dipindahkan saat pembangunan, salah satunya adalah pipa gas melintang dari Teluk Benoa ke arah bandara.

Terkait biaya, pembangunan underpass ini diperkiraankan menghabiskan sekitar Rp 200 miliar. Paket yang akan dilelangkan yaitu  design and build  sehingga diharapkan lebih cepat dan dapat langsung ditangani oleh satu kontraktor.

Menurutnya dalam waktu satu bulan ke depan disiapkan semua persyaratan untuk proses lelang, sehingga diharapkan dalam waktu 3 bulan proses lelang sudah bisa dimulai. Selanjutnya pada lima bulan ke depan konstruksi dapat dimulai. Bersamaan dengan itu akan lakukan pembebasan lahan dan memindahkan utilitas, salah satunya pipa gas tadi.

Selain membangun  Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Arie mengungkapkan juga berencana akan melakukan perbaikan geometrik jalan berupa penambahan satu lajur jalan di persimpangan Udayana.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!