Jakarta, Menara62.com – Hasil riset yang dilakukan oleh Lapor Covid-19, bersama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menunjukkan angka sekitar 69 % masyarakat Indonesia, ragu-ragu atau bahkan tidak bersedia divaksin dengan vaksin yang dikembangkan Biofarma-Sinovac.
Demi mendorong meningkatnya cakupan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat, serta meningkatkan literasi dan partisipasi masyarakat terkait vaksin, sejumlah komunitas dan organisasi pemuda sepakat membentuk Koalisi Relawan Vaksin yang disingkat Kawan Vaksin.
Vaksin sendiri adalah produk yang merangsang sistem kekebalan seseorang untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu, serta melindungi orang tersebut dari penyakit tersebut.
Melalui rilis yang diterima redaksi, gerakan ini akan menjadi wadah para relawan untuk mengawal vaksinasi di Indonesia. Kawan Vaksin dideklarasikan bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda ke-92 pada Rabu (28/10) esok.
Koordinator Gerakan Kawan Vaksin, dokter Iswanto menjelaskan, komunitas ini terdiri dari dari puluhan organisasi, komunitas dan relawan di seluruh Tanah Air.
“Sudah ada organisasi baik kepemudaan maupun komunitas relawan yang menyatakan bergabung. Sebagai gerakan yang inklusif, kami bergerak bersama siapapun yang peduli dan mau terlibat dalam upaya bersama menanggulangi COVID-19 melalui penyebaran vaksin,” jelas Iswanto.
Koalisi Relawan Vaksin (Kawan Vaksin) kata Iswanto hadir untuk terlibat membantu berbagai pihak menyukseskan vaksinasi di Tanah Air. Gerakan ini mengajak siapapun yang peduli. agar bersana-sama mendorong bola salju kesadaran baru dalam upaya menanggulangi COVID-19 melalui vaksinasi.
“Kita perlu bergerak sebab di situasi ini dukungan moril sangat diperlukan agar Indonesia dapat menaklukkan pandemi Covid-19,” tambah Iswanto.
Salah satu inisiator gerakan ini, drg. Arief Rosyid Hasan mengatakan, Kawan Vaksin dibentuk bertepatan pada hari Sumpah Pemuda demi membangkitkan kembali kekuatan pemuda sebagai motor kebangkitan bangsa.
Gerakan ini kata Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 itu, berawal dari keprihatinan para pemuda Indonesia dengan berbagai latar belakang, terkait menggejalanya penolakan vaksinasi Covid-19.
“Kekuatan modal sosial para pemuda di Indonesia tidak diragukan lagi karena itu, kami berinisiatif menyatukan gerakan kerelawanan di bidang vaksin Covid ini. Agar tenaga, waktu dan pikiran para pemuda yang hendak menjadi relawan dapat terfokus,” jelasnya.
“Rencananya gerakan ini akan kami bentuk hingga 34 provinsi di Indonesia agar mampu menjangkau seluruh wilayah yang terdampak Covid-19,” tambah Arief.
Di lain sisi, Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) melalui Direktur Eksekutifnya, dr. Ardiansyah Bahar menyambut baik gerakan Kawan Vaksin.
Dirinya mengatakan, kehadiran Kawan Vaksin dibutuhkan di Tanah Air untuk bersama-sama, dengan tenaga kesehatan, pemerintah dan segala lapisan masyarakat, memastikan strategi vaksinasi yang diterapkan berhasil.
“Relawan Kawan Vaksin sangat dibutuhkan sebab penerimaan masyarakat terhadap vaksin masih rendah,” ujar Ardi yang bersama lembaganya menjadi inisiator gerakan ini.
Dalam deklarasi yang dilaksanakan secara virtual itu, akan dirangkaikan pula dengan diskusi webinar dengan tema “Vaksinasi COVID-19 di Indonesia; Dimana Peran Masyarakat?”
Pembicara yang rencananya hadir ialah dr. Mahsun Muhammadi, MKK (Kepala Divisi Unit Klinik dan Imunisasi PT. Bio Farma), Prof. Ir. Sukoso, MSC., PhD (Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal).
Hadir pula Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP (Kepala BPOM), dr. Daeng M Faqih SH, MH (Ketua Umum IDI) dan dr. Reisa Brotoasmoro (Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19/Intiuencer), serta dr. Halik Malik, MKM (Perwakilan Masyarakat/Tim Ahli Kawan Vaksin).
Selain itu ada pula inisiator Kawan Vaksin, lembaga kesehatan, serta ratusan relawan yang akan mendeklarasikan diri sebagai Kawan Vaksin.