Banyak kisah klasik yang bisa menjadi inspirasi bisnis. Masih ingat dengan fabel ‘’Semut Melawan Gajah?’’ Atau kisah ‘’David Melawan Goliath’’ dalam kitab Injil?
Ini pertanyaan yang sering muncul dalam pelatihan pemberdayaan ekonomi. Umumnya mereka menanyakan, bagaimana caranya agar produk UMKM bisa bersaing di pasar melawan produk perusahaan raksasa.
Saya bukan ahli marketing. Saya sama seperti kebanyakan kawan pelaku bisnis UMKM: usaha mikro kepepet modal. Sudah kecil skalanya, terbatas pula kapitalnya.
Dari bertanya ke sana-sini, saya punya kesimpulan: produk UMKM tidak harus bersaing dengan produk perusahaan konglomerat.
Berat. Terlalu berat.
Produk UMKM tidak mungkin kuat melawan produk perusahaan raksasa itu. Tapi produk UMKM pasti bisa hidup dan berkembang kalau masuk di pasar spesifik. Yaitu pasar komunitas.
Saya ingat dengan seorang teman. Ia menjadi anggota sebuah komunitas yang sangat tertutup. Kalau pun saya bisa mengakses informasi, lebih karena bisa berkawan dengan dia jauh sebelum masuk komunitas tersebut.
Saya awalnya heran. Kawan saya mengonsumsi produk-produk yang mereknya tidak saya kenal. Dari kecap sampai minuman suplemen dan parfum. Belum pernah saya temukan merk itu di lemari display di warung maupun minimarket.
Rupanya produk-produk itu, produksi anggota komunitasnya sendiri. Dipasarkan dengan metode direct selling. Antarmember. Ruang pamernya hanya di kamar tamu.
Saya tahu komunitas itu tidak banyak. Tapi mereka solid. Punya kesadaran yang sama: Menyediakan dan mengonsumsi produk sendiri. Walau prosesnya mungkin dengan mesin-mesin yang sederhana. Walau harganya lebih mahal. Walau waktu kirimnya lebih lama karena dikirim dari luar pulau.
Pasar komunitas. Pasar emosional. Inilah yang mungkin bisa menjadi jalan bagi produk-produk UMKM.
Produk UMKM tidak perlu bersaing di toko umum. Tidak perlu bersanding dengan produk sejenis dari perusahaan besar. Produk UMKM itu hanya perlu dipasarkan melalui gerai yang ada di lingkungan komunitas. Toh volume produksinya belum besar. Distribusinya terbatas. Promosinya apa lagi: Nyaris tak terdengar.