26.2 C
Jakarta

MDMC Pamerkan Inovasi Muhammadiyah dalam Pengurangan Risiko Bencana Selama Pandemi Covid-19

Presiden Joko Widodo Kunjungi Stan MDMC

Baca Juga:

NUSA DUA, MENARA62.COMMDMC Pamerkan Inovasi Muhammadiyah dalam Pengurangan Risiko Bencana Selama Pandemi.

Setelah membuka secara resmi Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Nusa Dua, Bali Rabu (25/5), Presiden Jokowi mengunjungi pameran Rumah Resiliensi Indonesia yang berada di Bali Colection Nusa Dua.

Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Rahmawati Husein PhD bersama tim Kemenko PMK memandu presiden mengunjungi satu demi satu stand pameran sejak dari pintu gerbang pameran.

Ketika mengunjungi stand MDMC yang berada pada urutan pertama, Presiden mendapat gambaran peran Muhammadiyah dalam upaya pengurangan risiko bencana. Program Rumah Sakit Aman Bencana (RSAB), Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan Masyarakat Tangguh Bencana (MASTANA) menjadi program Muhammadiyah yang terus dilakukan inovasi terutama dalam masa pandemi Covid-19.

Ubah

Presiden mendapat penjelasan tentang program UBAH yang merupakan inovasi MDMC dalam upaya menerapkan prinsip – prinsip SPAB agar menjadi lebih mudah diterapkan secara mandiri oleh sekolah-sekolah. Program ini membangun usaha perubahan perilaku siswa dan guru melalui micro influencer untuk pembelajaran tatap muka aman selama pandemi Covid-19, yang bisa dikembangkan untuk menghadapi ancaman bencana secara umum.

Presiden juga mendapat penjelasan tentang program SAHABAT sebagai inovasi program MASTANA selama pandemi Covid-19. Program ini mengusahakan kemampuan relawan desa untuk mengelola data pandemi dengan teknologi informasi dan membangun koordinasi pemangku kepentingan desa untuk bencana secara umum.

Penguatan budaya

Inovasi tersebut sesuai dengan isi pidato Presiden Joko Widodo dalam pembukaan GPDRR. Ia yang menekankan pentingnya untuk memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif menghadapi bencana.

“Pendidikan aman bencana serta kelembagaan pemerintahan dan sosial yang sinergis dan tanggap terhadap bencana harus menjadi prioritas kita bersama,” demikian isi pidato tersebut.

Faith Based Organization

Dalam kesempatan itu Rahmawati yang juga unsur pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta pernah menjadi anggota penasehat lembaga PBB untuk bantuan darurat kemanusiaan (UNCERF), juga menyampaikan capaian Muhammadiyah dalam tanggap darurat dan rehabilitasi rekonstruksi bencana. Capaian itu dengan ikut penanganan terbaik dalam rata-rata setiap tahunnya berkisar 100-200 kejadian kebencanaan di Indonesia.

Rahmawati juga menyampaikan kepada presiden, yang khas dari Indonesia dan bisa disampaikan sebagai praktik baik untuk dunia adalah adanya usaha pengurangan risiko bencana yang sangat aktif diusahakan organisasi berbasis agama atau Faith Based Organization. Usaha itu dilakukan dengan gerakan yang solid melalui Humanitarian Forum Indonesia (HFI). Muhammadiyah terlibat aktif dan menjadi salah satu pendiri HFI.

Selain itu Rahmawati menjelaskan di sela-sela kunjungan pameran, inisiatif PRB di Indonesia juga diusahakan bersama melalui berbagai platform. Diantaranya, Sekretariat Nasional SPAB, Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB), aliansi NGO Sejajar, serta Gerakan Solidaritas dan Kedermawanan. Anggota aliansi ini, sebagian mengikuti pameran di arena Rumah Resiliensi Indonesia – GPDRR kali ini.

Informasi pada pameran MDMC kali ini juga menjelaskan, selain bekerjasama dengan mitra nasional termasuk BNPB, Muhammadiyah juga bekerjasama dengan berbagai mitra dari berbagai negara di dunia. Seperti, Australia, Amerika, Swiss, Korea, Malaysia, Singapura, Uni Eropa serta lembaga PBB seperti Unicef, WHO, atau UN OCHA.

Adapun program UBAH dan SAHABAT yang disebutkan di atas, merupakan kerjasama MDMC dengan SIAP SIAGA – Kemitraan Indonesia – Australia dalam penanggulangan bencana.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!