SOLO, MENARA62.COM– Jumlah peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) tahun ini mengalami peningkatan sekitar 20 persen. Tercatat hampir 11 ribu santri dari 944pesantren ikut mendaftarkan diri, padahal seleksi hanya akan memilih 290 santri.
Seleksi itu sendiri kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ahmad Zayadi akan digelar Mei mendatang.
“Saat ini kami masih terus melakukan penyelarasan soal-soal ujian. Diantaranya melalui forum group discussion yang melibatkan para dosen pengelola PBSB pada Perguruan Tinggi Mitra (PTM),” kata Ahmad Zayadi, seperti dikutip dari laman Kemenag, Kamis (12/4).
Dalam FGD ini, peserta dibagi menjadi enam grup penyusunan materi soal, yaitu: Bahasa dan Kepesantrenan, Tes Kemampuan Bidang Studi (MIPA, IPS, Agama), Tes Potensi Akademik, serta Computer Based Test (CBT). Setiap grup materi, ada perwakilan para dosen PTM yang ahli di bidangnya.
Menurutnya, keselarasan ini diperlukan mengingat ketatnya persaingan dan proses seleksi itu sendiri. Jumlah pendaftar PBSB tahun ini naik 20% dari tahun lalu. Tercatat hampir 11.000 santri dari 944 pesantren yang mendaftar, sementara yang akan direkrut hanya 290 santri.
Ahmad Zayadi juga menggarisbawahi masalah tantangan para santri milenial. Menurutnya, setidaknya ada dua aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, penyiapan santri yang memiliki kualifikasi pemahaman dan penguasaan terhadap aspek ilmu agama (tafaqquh fiddin) serta menentukan maslahat kemanusiaan (tafaqquh fii mashalihil khalqi) di masa depan. Sehingga santri akan mampu mentransformasikan keberagamaan dan nilai-nilai kemanusiaannya dalam konteks kekinian.
Zayadi menegaskan bahwa PBSB tidak hanya memberikan ruang pengkajian keilmuan keislaman saja, tetapi juga kajian keilmuan lainnya sebagai instrumen akademik dan metodologis untuk mentransformasikan agama sehingga lebih kontekstual. “Oleh karenanya kita merancang instrumen kebijakan yang memungkinkan kedua bidang keilmuan tersebut bisa dibangun secara sinergis, sehingga santri lulusan PBSB akan lebih responsif dan mampu memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan aktual,” terangnya.
Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said menambahkan, selain penyelarasan tingkat kesulitan soal, FGD yang dihadiri dosen dan pengelola PBSB pada 13 PTM (tidak termasuk Universitas Al Azhar Indonesia) ini juga bertujuan menyamakan persepsi dan mensinergikan kepentingan dalam pengelolaan PBSB. Selain itu, membangun hubungan spiritual-bathiniyah dalam rangka memfasilitasi sekaligus mengadvokasi kaum santri.