YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Mobile Learning (m-learning) menjadi sarana untuk pemerataan pendidikan berkualitas di Indonesia. Sebab m-learning merupakan bagian pembelajaran elektronik yang dapat dilakukan di manapun dan sangat menguntungkan peserta didik. Namun penerapan m-learning masih menghadapi beberapa kendala yang harus dipecahkan.
Demikian diungkapkan Prof Dr Ir Dwi Sulisworo MT dalam pidato pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran pada Sidang Senat Terbuka Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Amphitarium Kampus Utama Yogyakarta, Kamis (8/8/2019). Sulisworo memprediksikan m-learning ini sudah bisa berjalan lima tahun ke depan.
Dijelaskan Sulisworo, perkembangan teknologi informasi telah diciptakan piranti mobile berukuran kecil, mudah dibawa dan lengkap. Beberapa hasil penelitian telah menyarankan penggunaan piranti kecil ini sebagai alat bantu belajar. Bahkan generasi milenial semakin nyaman menggunakan piranti kecil ini.
Di sisi lain, kata Sulisworo, telah tumbuh kesadaran pendidik dalam memanfaatkan teknologi Informasi dan Komputer (TIK) dalam pembelajaran m-learning. Fenomena ini merupakan bagian dari implikasi teknologi wireless dan mobile berkembang dengan cepat pada tahun-tahun terakhir.
Teknologi menjadi lebih murah dengan kemampuan yang besar dan ukuran piranti semakin kecil. “Hal ini menjadikan pendidik menyadari teknologi digital menyediakan peluang bentuk pembelajaran yang berbeda. Di dalamnya, termasuk hubungan pendidik dan peserta didik, pendidik dan pendidik, peserta didik dan peserta didik, serta peserta didik dengan materi ajar,” kata Sulisworo.
Menurut Sulisworo, ada berbagai peluang pertumbuhan yang dapat mendukung penerapan m-learning di sekolah. Di antaranya, semakin lama orang mengakses internet melalui mobile device; semakin tinggi penggunaan social media untuk interaksi antar orang; distribusi teknologi antar wilayah yang semakin baik.
“Integrasi teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan pengalaman belajar. M-learning memberikan kesempatan peserta didik untuk tetap terlibat dalam lingkungan belajar mereka yang sementara ini tidak dapat diperoleh melalui perangkat teknologi statis. Sedang teknologi mobile memberikan lebih banyak kemungkinan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dalam banyak aspek,” katanya.
Untuk bisa mewujudkan m-learning, kata Sulisworo, harus ada kebijakan pemerintah yang mendukung. Saat ini, kebijakan pembelajaran, terutama dari pemerintah daerah yang masih menjadi hambatan penerapan m-learning. Sedang jaringan internet sudah relatif merata di seluruh Indonesia.