JAKARTA, MENARA62.COM — Muhammadiyah dikenal baik di Papua. Penerimaan ini, sebagai salah satu bukti bahwa cara dakwah Muhammadiyah yang santun, toleran, dan menghargai perbedaan dalam bingkai keindonesiaan. Ini merupakan akhlak dari kader Muhammadiyah.
“Dasar orang Muhammadiyah itu, juga memiliki spritualitas yang kuat. Kebatinan yang kuat, meski tidak zikir, tetapi spiritualitas kita itu luar biasa, keyakinan pada Tuhan itu luar biasa, karena aqidahnya itu murni, tidak tercampur dengan yang lain,” ujar Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad, ketika membuka pengajian bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah di Jakarta, Jumat (6/9/2019) malam.
Menurut Prof Dadang, Amal Usaha Muhammadiyah di Papua semuanya terjaga. Bahkan, Univesitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, sekitar 80 persen mahasiswanya merupakan penduduk asli Papua.
“Mereka dengan penuh semangat menyanyikan hymne dan mars Muhammadiyah. Mereka memang tidak belajar al Islam kemuhamadiyahan. Namun, Muhammadiyah disana bisa menjadi sahabat bagi warga. Karena, kerjanya nyata. Kegiatan Muhammadiyah seperti pengobatan, pendidikan, dan bakti sosial dapat mereka lihat dan rasakan manfaatnya,” ujarnya.
Bahkan, menurut Prof Dadang, saat terjadi kerusuhan di Papua, mahasiswa Papua di sana melaksanakan tarian masal yang diikuti 2000 orang warga Papua. “Tarian ini pun mendapat penghargaan Muri,” ujarnya.