JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memastikan bahwa penyederhanaan kurikulum tidak akan memberangus pelajaran sejarah dari kurikulum nasional. Tetapi sebaliknya, justeru Kemendikbud tengah menyusun bagaimana memajukan pendidikan sejarah agar kembali relevan dan menarik bagi siswa.
“Saya ingin mengucapkan sekali lagi bahwa tidak ada sama sekali kebijakan, regulasi atau perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah di kurikulum nasional,” kata Nadiem dalam penjelasannya melalui channel Youtube, Ahad (20/9/2020).
Menurutnya, isu bakal dihapusnya pelajaran sejarah dari kurikulum pendidikan keluar karena ada presentasi internal yang keluar ke masyarakat dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum. Padahal, Kemendikbud memiliki puluhan versi berbeda yang sekarang sedang melalui FGD dan uji publik. Semuanya belum tentu permutasi tersebut yang menjadi final. Inilah namanya pengkajian yang benar, di mana berbagai macam opsi diperdebatkan secara terbuka.
Tahun 2021 lanjut Nadiem, Kemendikbud akan melakukan berbagai macam prototyping di Sekolah Penggerak yang terpilih dan bukan dalam skala nasional. Karena itu, ia memastikan bahwa tidak ada kebijakan apapun yang akan keluar di 2021 dalam skala kurikulum nasional. Apalagi penghapusan mata pelajaran sejarah.
“Saya memiliki komitmen terhadap sejarah kebangsaan kita. Makanya saya memiliki misi bagaimana pendidikan sejarah agar kembali relevan dan menarik bagi anak-anak kita,” tambahnya.
Nadiem bercerita bahwa kakeknya adalah salah satu tokoh perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Kedua orang tuanya adalah aktivis nasional untuk membela hak asasi rakyat Indonesia dan berjuang melawan korupsi.
“Anak-anak saya tidak mengetahui bagaimana melangkah ke masa depan tanpa mengetahui dari mana mereka datang,” katanya.
Diakui bahwa misinya malah kebalikan dari isu yang timbul. Ia ingin menjadikan sejarah menjadi suatu hal yang relevan untuk generasi muda dengan penggunaan media yang menarik dan relevan untuk generasi baru agar bisa menginspirasi mereka.
“Identitas generasi baru yang nasionalis hanya bisa terbentuk dari suatu collective memory yang membanggakan dan menginspirasi,” tukasnya.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat, agar jangan biarkan informasi yang tidak benar menjadi liar. “Sejarah adalah tulang punggung dari identitas nasional kita. Tidak mungkin kami hilangkan,” tutup Mendikbud.