GARUT, MENARA62.COM – Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman menetapkan status tanggap darurat bencana selama 7 hari setelah terjadinya banjir bandang dan longsor di Garut Selatan pada 22 September 2022 lalu.
Wabup Garut menyampaikan, saat ini pihaknya masih menghitung jumlah kerugian, kemudian dilanjutkan dengan penanganan pasca banjir bandang di wilayah Garut bagian selatan.
“Ada lima kecamatan (yang terdampak), memang yang paling parah di Pameungpeuk, terus Cisompet, kemudian Singajaya, Banjarwangi, dan juga Cibalong,” ucap Wabup Garut saat mengunjungi Posko Bencana di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jumat (23/9/2022).
Ia menuturkan, ada sekitar 1.644 rumah terdampak banjir bandang dan dua rumah hancur di Kecamatan Pameungpeuk. Selain itu, imbuh Helmi, satu rumah hancur karena longsor di Kecamatan Cisompet.
“Nah yang lainnya ada kerusakan, hanya terendam saja, ada (juga) yang rusak, nah ini jumlahnya sedang diinventarisir, namun diperkirakan yang rusak itu sekitar 200 sampai 400 rumah, yang 1200 rumah itu kemungkinan yang terendam saja,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, secara kasat mata kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir bandang dan longsor ini lebih dari 10 miliar rupiah.
“Yang mengungsi itu hari ini ada 40 KK, tapi tadi sedang diupayakan rumahnya kita bersihkan, tadi dengan para kepala desa dibersihkan rumahnya, sehingga (diharapkan) tidak ada yang khusus mengungsi. Nah, ada satu dua itu ditampung di keluarganya,” lanjutnya.
Sementara itu, Wabup Garut memaparkan ada beberapa jembatan yang rusak salah satunya yaitu jembatan yang baru saja diresmikan.
“Kemudian jembatan merah putih, dan jembatan manglayang. Ada 3 jembatan (yang rusak), satu di Pameungpeuk, dua di Cibalong,” tuturnya.
Untuk penanggulangannya sendiri, imbuh dia, terdapat dua pilihan yaitu relokasi dan tanggul. Namun untuk sementara ini, Helmi menyampaikan bahwa penanganan melalui tanggul dinilai lebih rasional.
“Tanggul ini dengan bronjong, Itu mungkin pilihan yang paling rasional saat ini adalah ada bronjong, tapi kita koordinasi nanti dengan provinsi, karena sungai ini ada di bawah provinsi,” lanjutnya.
Terkait wisatawan yang akan berwisata ke Garut bagian selatan, Wabup Garut menyampaikan bahwa karena cuaca yang tidak menentu, maka nantinya jika terdapat peringatan dari BMKG, pihaknya akan langsung memberikan peringatan langsung ke masyarakat.
“Nah kalau yang wisata ke Santolo, ke Sayangheulang, pokoknya ke daerah selatan insya Allah aman, tapi kalau ada peringatan kami juga diperingati nanti oleh BMKG, kami sampaikan nanti,” tuturnya.
Wabup juga menyampaikan terkait penanganan jangka panjang memang harus dilakukan rehabilitasi ataupun reboisasi karena saat ini terdapat banyak lahan yang sudah tidak memiliki tegakkan keras.
“Jadi memang ini pilihannya, ya memang tadi selain karena hujan yang sangat deras, memang di atas itu harus kita perbaiki, ini kebanyakan lahan-lahan ini sudah tidak ada tegakkan kerasnya,” tandasnya.