PABELAN, JAWA TENGAH, MENARA62.COM — Senin (5/6/2017) bertempat di Masjid Fadlurrohman Kampus I Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Jalan Ahmad Yani Tromol Pos 1 Surakarta diadakan Tabligh Akbar Ramadhan dengan menghadirkan narasumber Dr Dahnil Anzar Simanjuntak, ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah.
Sebelum tabligh akbar, lebih dulu diadakan sholat Isya dan taraweh . Setelah selesai sholat tabligh akbar dimulai sekitar pukul 20.00 dengan diawali sambutan ketua panitia, Didik Maryono yang sehari-hari sebagai mahasiswa Komunikasi dan Informatika UMS. Dalam sambutannya, dia menyebutkan kegiatan semarak Ramadhan UMS, beberapa kegiatan salah satunya Tabligh Akbar. Selain itu diadakan expo dan lomba PTQ serta kajian sore.
Setelah sambutan panitia dilanjutkan sambutan dari wakil rektor UMS bidang Kemahasiswaan, Alumni dan pengkaderan, Taufik, M.Si, Ph.D. Dia mengucapkan terima kasih pada panitia atas terselenggaranya Tabligh Akbar ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Dia juga memintakan ijin/ pamit dari pak rektor yang berhalangan hadir.
Setelah sambutan dari wakil rektor, giliran Dahnil Anzar memberikan tausyiah dengan tema kebangsaan Indonesia. Dia menyebutkan, beberapa bulan yang lalu setelah kasus Siyono, komnas HAM membuat tim pencari fakta yang terdiri dari 13 tokoh publik diantaranya Dahnil sendiri dan Busyro Moqoddas. Saat evaluasi di Poso, dia mendatangi pasar di Poso. Dia menemukan pernyataan pedagang di sana. Kalau pemerintah tidak adil terhadap kami (pedagang,red) janji tidak dipenuhi, lebih baik kami “Santoso” saja.
Kedua ketika bom di Kaltim. Pelaku itu merupakan residivis yang ditolak lingkungannya, maka terjadilah peristiwa tersebut.
Hari ini didengungkan intoleransi, itu untuk menutupi fakta ketidakadilan. Ketidakadilan didominasi dan dilakukan oleh negara. Apa yang terjadi kali ini, dengan kampanye anti Kebhinekaan, Anti toleransi, tetapi ini untuk menutupi ketidakadilan.
Contoh, ada ketidakadilan di Solo, maka muncullah aksi terorisme.
Filosofi Muhammadiyah, Amar ma’ruf Nahi munkar. Itu penting , tetapi harus dilakukan dengan cara yang beradab. Cara amar ma’ruf nahi munkar dengan cara Muhammadiyah. Sekarang kita bergeser ke amar adli melawan kedzaliman. Ini butuh modal yaitu dengan menghadirkan akhlak. Keutamaan rasulullah adalah memperbaiki akhlak. Esensi agama adalah keteraturan. Kacau balau kalau akhlak tidak hadir. Orang beragama dengan bingkai akhlak. Berdalil bagi orang pintar mudah.
“Kita perlu pemimpin yang akhlaknya terawat. Senjata KOKAM hanya tauhid. Orang yang bertauhid tidak takut apapun. Dengan tauhid yang murni. Itu adalah modal amar ma’ruf nahi munkar,” ujarnya.
Sejak pemilu 1955, Islam pada poros yang kalah. Kader Muhammadiyah perlu bercermin pada kyai Dahlan. Kualitas manusia, politik semangat penuh dengan tauhid. Nasehat kyai Dahlan selalu didengaar oleh Budi Utomo ataupun Syarekat Islam. Tauhid yang baik tauhid yang murni.
Dakwah Muhammadiyah harus menyampaikan kebaikan dan kegembiraan. Mahasiwa UMS jangan suka ikut dengan kelompok yang suka
mengkafirkan orang lain. Muhammadiyah dakwah yang menggembirakan dan mencerahkan. Kyai dahlan dengan membangun panti.
Anak muda Muhammadiyah tidak merokok. Tidak ada yang berpoligami.
Kondisi hari ini seperti ada dibuat pola sampai pemilu 2019. Warga Muhammadiyah harus merapatkan barisan. Jangan berpecah belah. Pengajian harus kita hidupkan. Dakwah sosial media itu penting.Dakwah harus yang menggembirakan.