26.2 C
Jakarta

Wamenkes Sebut Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Cegah Stunting pada Anak

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) terbukti mampu mempercepat Indonesia keluar dari pandemi Covid-19. Karena itu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Herbuwono mengajak masyarakat untuk melanjutkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun untuk mencegah penyakit menular.

“Pada saat pandemi Covid-19, semua orang punya kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan itu dapat mencegah dari penularan Covid-19,” kata Wamenkes Dante pada Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia yang mengmbil tema Mengapa Tangan Bersih Masih Penting?, Selasa (5/11/2024).

Tidak hanya menurunkan kasus Covid-19, kebiasaan cuci tangan pakai sabun lanjut Wamenkes juga dapat menurunkan angka stunting pada balita. Karena dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun, maka kejadian diare pada anak bisa dicegah. “Kita tahu bahwa diare adalah penyaakit yang dapat mengganggu pertumbuhan anak. Dengan mencegah diare itu artinya pertumbuhan anak tidak terganggu dan anak tidak akan stunting,” lanjut Wamenkes.

BACA JUGA: Wamenkes Ingatkan Penggunaan Antibiotik yang Tidak Rasional Bisa Picu Kematian

The Global Public Private Partnership for Handwashing dalam surveinya menyebutkan cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan kejadian diare hingga 48 persen. Selain itu, CTPS dapat menurunkan risiko infeksi saluran nafas akut sebanyak 16-23 persen, dan penurunan risiko pneumonia sebanyak 50 persen.

Data BPS tahun 2023 menunjukkan jumlah rumah tangga di Indonesia yang sudah memiliki kebiasaan mencuci tangan pakai sabun mencapai 79 persen. Itu artinya sesungguhnya Sebagian besar rumah tangga sudah sadar bahwa mencuci tangan pakai sabun itu penting untuk menjaga kesehatan.

Kemenkes berkolaborasi dengan stakeholder lainnya termasuk USAID menargetkan semua rumah tangga (100 persen) di Indonesia memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun. “Kami yakin 100 persen rumah tangga membiasakan diri cuci tangan pakai sabun bisa segera tercapai mengingat sebenarnya semua rumah tangga sudah memiliki fasilitas cuci tangan pakai sabun,” terang Wamenkes Dante.

Kuncinya adalah memperluas sosialisasi dan edukasi ke seluruh lapisan masyarakat. Keterlibatan para ibu untuk sosialisasi dan edukasi kebiasaan cuci tangan pakai sabun sangat penting dan strategis karena ibulah orang yanag paling dekat dengan kegiatan anak-anak di dalam rumah tangga. “Keluarga jadi tulang punggung kesehatan nasional,” tegasnya.

BACA JUGA: Kolaborasi Tim Dosen Polanka dan Adaro, Tuntaskan Stunting di Kabupaten Balangan

Terdapat 6 waktu penting cuci tangan pakai sabun yakni sebelum masak dan penyiapakan makanan, sebelum makan atau menyuapi bayi dan balita, sebelum memegang balita dan menyusui, setelah memegang binatang, setelah menceboki bayi dan balita, serta setelah buang air besar dan buang air kecil.

Sementara itu, Mark Newton, Deputy Director Environment USAID Indonesia mengatakan dalam mendukung peningkatan perilaku hidup bersih, akses air minum dan sanitasi aman, pengelolaan sumber daya air yang setara, pengelolaan sampah, dan implementasi STBM, USAID Indonesia melalui USAID IUWASH Tangguh, USAID IUWASH Pasar dan USAID Selaras telah melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam bentuk berbagai project. Bentuk dukungan USAID adalah dengan memberikan bantuan teknis seperti mengadakan pelatihan, mendukung upaya advokasi, promosi, pemasaran dan sosialisasi kepada pemerintah Indonesia, sektor swasta dan pemangku kepentingan masyarakat.

Sebelumnya Direktur Penyehatan Lingkungan Kemenkes Anas Ma’ruf mengatakan di Indonesia terdapat 88 juta rumah tangga. Jika 88 juta rumah tangga memiliki kebiasaan cuci tangan pakai sabun maka penyakit-penyakit menular bisa dicegah hingga 95 persen.

Karena itu ia mengajak seluruh elemen masyarakat termasuk sektor swasta untuk secara aktif ambil bagian dalam edukasi dan promosi pentingnya cuci tangan pakai sabun.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!