JAKARTA, MENARA62.COM – Andrea Pramesti Putri, peserta didik SMA Bopkri 1 Yogyakarta, gembira bukang kepalang. Kegemarannya bernyanyi tak disangka dapat mengantarkannya berjumpa langsung dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makariem. Ia menjadi salah satu perwakilan generasi muda yang berkesempatan menjadi pengisi acara dalam peringatan Hardiknas 2021.
Sebagai solois, ia menyanyikan lagu daerah Bolelebo, sedangkan lagu Gemu Famire dinyanyikannya secara berkelompok bersama tiga siswi lainnya. Ketika ditemui usai acara, Andrea terlihat gembira dan antusias.
“Aku suka bernyanyi sejak umur empat tahun. Ketika itu masih iseng dan mencari model-model nyanyi yang paling tepat. Masuk SD, aku ikut les vokal, dan SMP belajar menyanyi klasik hingga sekarang,” jelas Andrea yang didampingi orang tuanya.
Andrea lahir dari keluarga pecinta music. Ibunya adalah pemain piano, kakaknya pemain biola. Karena itu, tak heran bakatnya menyanyi pun terpupuk dengan baik. “Peran orang tua terutama ibu amat penting dalam pembentukan talentaku bermusik,” tuturnya.
Gadis berusia 17 tahun ini mengungkapkan bahwa dirinya amat terinspirasi penyanyi pop dalam negeri seperti Rossa, Raisa, dan Lyodra. “Kalau dari luar negeri, aku suka Mariah Carey dan Ariana Grande,” ujar dia.
Ditanya mengenai cita-citanya, Andrea dengan yakin mengatakan ingin jadi dokter. “Aku ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,” ujarnya.
Andrea juga berharap agar anak-anak muda di Indonesia bisa semakin mencintai musik. “Semoga pendidikan musik bisa diperbanyak lagi. Saya pribadi, awalnya belajar di genre pop, lalu belajar genre klasik. Di Indonesia, genre klasik kurang disukai. Mudah-mudahan lebih banyak yang suka,” harapnya.
Ia pun juga berharap agar semua anak muda di Indonesia, pada Hardiknas ini, dapat semakin memaknai pendidikan. “Semua anak muda punya passion masing-masing. Semoga kita bisa meningkatkan passion kita di bidang masing-masing,” jelas Andrea.
Pelajar lain, Yohanes Nico, adalah seorang pemain terompet yang menjadi anggota orkestra Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta. Ia mengaku senang bermusik dan belajar pendidikan musik secara formal. “Harapannya, bisa masuk ISI Yogyakarta,” ungkapnya menyebut Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, perguruan tinggi seni yang terkemuka di Indonesia.
Nico, begitu ia akrab dipanggil, juga berharap agar pandemi Covid-19 cepat usai. “Saat pandemi ini, orkestra tidak ada (penampilan). Saya ingin kembali bermusik secara luring lagi. Bermusik secara online tidak seru,” katanya. Ia juga berharap, agar ke depannya pendidikan musik di Indonesia bisa lebih maju. “Semoga bisa lebih keren lagi,” ujar dia. Ditanya mengenai siapa musisi idolanya, Nico menjawab mantap, “Dewa 19.”
Sementara itu, anggota orkestra dari SMK Negeri 2 Bantul Yogyakarta, Raden Widyatama, mengaku bangga bisa turut tampil di Hardiknas tahun ini. “Saya bangga sebagai bagian dari pelajar dan bisa berpartisipasi di Hari Pendidikan Nasional di Kemendikbud,” ungkap Raden.
Ia juga mengaku bahwa sebagai peserta didik sekaligus musisi, ia masih berusaha memahami kebijakan-kebijakan Kemendikbudristek selama masa pandemi. Menurutnya, pandemi Covid-19 menjadi hambatan bagi para musisi untuk berkembang.
“Mungkin karena pandemi, jadi bagi para musisi, kita lebih sulit berproses. Semula kita bisa latihan rutin secara luring, sekarang jadi daring. Menurut saya, ini kekurangannya,” terang Raden. Ia melanjutkan, “Saya merasa seharusnya para musisi diberi porsi (penampilan) yang lebih, karena para musisi bisa hidup kalau musik seperti ini. Jadi itu mungkin yang perlu diperhatikan lagi,” terang Raden. Ia berharap semoga para musisi tetap semangat bermusik dalam kondisi pandemi ini. “Semoga tetap semangat dan pantang menyerah,” harapnya.