YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta gelar Pelatihan Jualan daring, bertempat di Masjid Muthohhirin, Nitikan, Yogyakarta, Ahad (2/5/2021).
Pelatihan tersebut merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Dosen UNISA Yogyakarta, yang bermitra dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Nitikan.
Pelatihan ini diikuti 20 peserta. Mereka merupakan pelaku usaha mikro yang ada di wilayah PRM Nitikan. Produk yang mereka hasilkan seperti bahan minuman rosella, baju batik, madu, kurma, tempe coklat, kue dan sebagainya.
Pelatihan ini, menghadirkan Dwi Kuswantoro, pemrakarsa Jogja Tetulung dan Wuri Rahmawati, Dosen Prodi Komunikasi UNISA Yogyakarta, sebagai narasumber.
Iwan Setiawan, Ketua tim PKM menjelaskan, mewabahnya pandemi Covid-19 memukul hampir seluruh sektor, salah satunya sektor industri rumah tangga (UMKM).
“Banyak pelaku industri rumahtangga yang merasakan pendapatannya menurun akibat ketidakpastian pasar, dan tidak adanya pelanggan yang membeli produk,” ungkap Iwan Setiawan.
Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan ikhtiar untuk dapat menggerakkan kembali berbagai industri rumahtangga di wilayah PRM Nitikan. Salah satu upaya itu, dilakukan melalui pelatihan ini.
Sementara itu, Dwi mengatakan, saat ini baru sekitar 40 persen kegiatan perekonomian bergeliat.
“Hari ini yang hampir tidak mengalami perubahan adalah toko-toko kelontong penyedia bahan makanan pokok. Hal ini karena selama pandemi masyarakat tidak berpikir tentang kebutuhan rekreasi, membeli baju, perkakas rumah tangga dan sebagainya,” ujarnya.
Kedepan, menurut Dwi, perlu dibangun digital marketing ecosystem yang tertata, mudah dijalankan oleh para pelaku usaha, dan mudah diikuti atau diaplikasikan oleh konsumen.
Kemasan
Wuri mengatakan, salah satu faktor yang dapat memengaruhi keputusan pembeli adalah penampilan produk. Penampilan ang menarik dapat dilihat dari kemasan, maupun foto produk.
“Kemasan dan foto produk, jadi kunci. Penampilan yang ngawe-awe calon pembeli untuk menghampiri, memunculkan keingintahuan calon pembeli atas produk tersebut, serta dapat mendorong calon pembeli untuk mendekati produk tersebut. Ya bahasa gaulnya calon pembeli menjadi kepo.com,” ujarnya.
Untuk menghasilkan kemasan dan foto produk yang menarik, menurut Wuri, harus disiapkan konsep, teknik dan desain dengan baik. “Kemasan yang terlihat rapi, sederhana, elegan dan penuh estetika, tentu akan menggoda calon pembeli,” ujarnya.
Di akhir sesi, peserta pelatihan langsung praktek pengambilan foto produk menggunakan kamera handphone. Mereka didampingi oleh mahasiswa Prodi Komunikasi dan tim KKN Mubaligh Hijrah UNISA Yogyakarta.
“Harapan kami, setelah pelatihan ini peserta bisa mempraktekkannya untuk mengambil foto produk sesuai dengan materi yang disampaikan,” ujar Iwan.