28.8 C
Jakarta

Menteri Yohana-Ratu Silvia Bahas Persoalan Penanganan Kekerasan Pada Anak

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM–  Indonesia yang diwakili oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise berkesempatan melakukan rountable discussion bersama Ratu Silvia dari Swedia, sebagai bagian negara-negara Pathfinder dalam kemitraan global untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak-anak di dunia. Turut hadir dalam rountable discussion tersebut Menteri Luar Negeri Margot Wallstorm, Sekertaris Negara untuk Menteri anak-anak, Kesetaraan Lansia dan Gender, Pernilla Barat, dan Duta Besar Kerajaan Swedia untuk Indonesia, Johanna Brismar Skoog untuk membahas bagaimana memerangi kekerasan terhadap anak-anak.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Yohana menyampaikan standpoint Pemerintah Indonesia dalam prioroitasnya terhadap Susitainable Development Goals (SDGs) dan memerangi kekerasan.

“Kami memiliki tiga prioritas utama, dengan sebutan 3Ends. Salah satunya adalah mengakhiri kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak sangatlah berkaitan,” papar Menteri Yohana, Selasa (23/5/2017).

Strateginya antara lain adalah menangani semua kekerasan terhadap perempuan dan anak secara holistik. Dengan memprakarsai Mekanisme Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat Terpadu untuk mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak-anak di 34 provinsi.

Untuk mengimplementasikan program 3Ends tadi, Indonesia juga menerapkan Strategi Nasional untuk mengakhiri Kekerasan Terhadap Anak, sebagai upaya menemukan solusi nyata mencegah dan merespon kekerasan pada anak.

“Ada enam strategi kemitraan, termasuk undang-undang dan kebijakan yang melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan. Indonesia sebaga pihak pada Konvensi Hak-hak Anak dan Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan terus meninjau serta mengubah undang-undang dan kebijakan untuk memastikan dan menghormati hak anak-anak mendapat perlindungan dari kekerasan,”terang Menteri Yohana.

Strartegi kemitraan yang dilakukan oleh KPPPA diantaranya menjalin kerjasama dengan para tokoh masyarakat dan agama untuk mengubah norma sosial yang memungkinkan pernikahan anak. Mempromosikan berbagai program parenting seperti mendukung hubungan yang aman dan penuh kasih antara pengasuh dan anak untuk mencegah kekerasan, dan meningkatkan keterampilan dan ketahan hidup, serta menganjurkan pendidikan. Menteri Yohana juga menekankan pentingnya layanan pendukung yang mudah diakses dan berkualitas untuk semua korban dan anak-anak yang berisiko.

“Kami berusaha melalui strategi nasional, dapat meningkatkan kualitas dan ketersediaan data dan bukti sehingga kami dapat menargetkan sumber daya kami dengan lebih baik. Dalam hal ini, pemerintah melalui KPPPA akan meluncurkan studi prevalensi nasional tentang kekerasan terhadap anak-anak pada tahun 2018,” tambah Menteri Yohana.

Dalam paparannya pula, Menteri Yohana berharap agar kemitraan antara Indonesia dan Swedia semakin menguat.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!