26.7 C
Jakarta

Resmi Ditutup, KBI XII Rekomendasikan Payung Hukum Pengelolaan Literasi di Indonesia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII telah sukses diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) yang berlangsung di Jakarta pada 25 s.d. 28 Oktober 2023. Selain pengelolaan bahasa dan sastra Indonesia, bahasa dan sastra daerah, serta bahasa dan sastra asing, KBI XII juga merekomendasikan ditetapkannya payung hukum yang lebih tegas dan mengikat untuk menjamin pengelolaan literasi di Indonesia sebagai salah satu program prioritas nasional dalam mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Pusat (DWP Pusat), Franka Makarim mengapresiasi atas terselenggaranya KBI XII yang telah melahirkan rekomendasi untuk kebijakan perkembangan bahasa, sastra, dan literasi di Indonesia. “Semoga hasil dari kongres ini dapat semakin menguatkan upaya kita melahirkan generasi penerus yang cerdas berkarakter serta bangga berbahasa daerah dan berbahasa Indonesia,” ujar Franka Makarim dalam penutupan KBI XII, di Jakarta, pada Jumat malam (27/10).

Terkait literasi, KBI XII merekomendasikan ditetapkannya rencana induk dan peta jalan terpadu gerakan literasi yang dikembangkan sesuai dengan kemajuan zaman dan keilmuan literasi melalui pelibatan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kecakapan literasi seluruh lapisan masyarakat; dan ditetapkannya model pengukuran indeks literasi masyarakat, baik pada jalur formal, nonformal, maupun informal.

Penghargaan Kongres Bahasa Indonesia XII

Dalam kesempatan ini, Franka Makarim juga memberikan secara langsung penghargaan kepada para pemenang Tantangan Membaca Nyaring: Keluarga Cerdas Membaca yang terselenggara atas kerja sama Kemendikbudristek dengan DWP Pusat. Ia menyampaikan apresiasi atas diterapkannya literasi keluarga yang telah berjalan di lingkungan keluarga-keluarga Indonesia.

Tantangan Membaca Nyaring, kata Franka, merupakan salah satu tindak lanjut dari gerakan Keluarga Cerdas Membaca yang telah diluncurkan pada peringatan HUT DWP ke-23 tahun ini. “Kegiatan ini mengedepankan peran aktif keluarga dan orang tua dalam upaya peningkatan minat baca dan kemampuan literasi anak-anak melalui mendongeng dan membaca nyaring,” tutur Franka.

Berkat gerakan Merdeka Belajar, lanjut Franka, pemerintah semakin menyadari bahwa upaya untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi anak-anak membutuhkan gotong royong dan kolaborasi seluruh pihak. “Di rumah, orang tua dan keluarga perlu membangun suasana rumah yang mendukung terbentuknya minat baca. Kemudian di sekolah, melalui distribusi buku bacaan anak berkualitas dan gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, guru-guru tidak lagi hanya berfokus pada baca, tulis, hitung, tetapi mengedepankan pembelajaran yang membangun kemampuan dasar yang holistik meliputi literasi dan numerasi,” ucap Franka.

Selain gotong royong seluruh pihak, kata Franka, mengembangkan minat baca dan kemampuan literasi juga membutuhkan waktu serta usaha yang tidak sedikit. “Kita sebagai orang tua harus mau meluangkan waktu untuk mendongeng atau membaca nyaring kepada anak-anak di tengah semua kesibukan. Paling tidak ada dua manfaat yang diperoleh anak-anak kita dari aktivitas membaca nyaring,” tutur Franka.

Manfaat pertama, membaca buku cerita dengan cara yang ekspresif bisa membangkitkan rasa ingin tahu dan kreativitas yang merupakan modal penting untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Manfaat kedua, membaca nyaring memberikan dampak positif terhadap proses tumbuh kembang fisik dan kognitif anak.

“Kegiatan membaca nyaring dapat mengoptimalkan kemampuan anak dalam mendengar serta menangkap makna dari bunyi dan intonasi. Selain itu, aktivitas membaca nyaring juga akan meningkatkan penguasaan kosakata,” imbuh Franka.

Oleh karena itu, Franka mengapresiasi para orang tua yang telah terlibat dalam kegiatan Tantangan Membaca Nyaring. “Saya ucapkan selamat kepada peserta yang dinyatakan sebagai pemenang dalam perlombaan ini. Saya harap Ibu dan Bapak terus melanjutkan membaca nyaring meskipun perlombaan ini sudah selesai dilaksanakan, sehingga kegiatan tersebut menjadi rutinitas yang terus berkelanjutan,” pungkas Franka.

Salah satu pemenang lomba Tantangan Membaca Nyaring, anggota DWP Badan Riset dan Inovasi Nasional, Arum Budiani, mengungkapkan kegembiraannya. “Saya sangat terkejut dan sangat senang sekali, karena kegemaran saya memang di bidang literasi, selain itu saya ingin menggerakkan atau mengkampanyekan literasi di usia dini. Sehingga saya sangat mendukung kegiatan ini dan saya ingin lebih banyak yang terinspirasi terutama untuk keluarga-keluarga muda,” ucapnya.

Senada dengan itu, anggota Unit Pelaksana DWP Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Nuning Kusumaning Palupi, menyampaikan harapannya bagi semua pihak untuk mau bersama melakukan sebuah gerakan membaca nyaring.

“Kegiatan membaca nyaring itu sungguh luar biasa, sehingga anak-anak tertarik dengan cerita-cerita yang kami sampaikan, dan membuat anak-anak termotivasi untuk bertanya dan anak-anak sangat mengapresiasi. Karena ketika kami selesai melaksanakan tantangan membaca nyaring, anak-anak merindukan itu untuk diulang kembali,” ucap Nunung yang juga mendapat penghargaan lomba Tantangan Membaca Nyaring: Keluarga Cerdas Membaca.

Selain lomba Tantangan Membaca Menyaring, pada penutupan KBI XII juga diserahkan penghargaan Festival Handai Indonesia Tahun 2023 diberikan langsung oleh Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz. Peserta Terbaik I Festival Handai Indonesia, Kategori Lomba Berbalas Pantun, Mona Fawzy, mengungkapkan perasaannya dapat menjadi peserta terbaik dalam kategori Lomba Berbalas Pantun.

“Tentu saya senang sekali mendapatkan penghargaan ini, apalagi kategori Lomba Berbalas Pantun merupakan tahun pertama kali diperlombakan, itu yang membuat saya penasaran karena pantun itu tidak ada dalam bahasa Arab,” ujar perempuan asal Mesir tersebut.

Mengenai ketertarikannya belajar bahasa Indonesia, Mona mengatakan bahwa dirinya merupakan seseorang yang tertarik menguasai beragam bahasa. “Sebenarnya jurusan saya di Mesir adalah bahasa Spanyol, namun saya merupakan orang yang suka belajar banyak bahasa. Ketika saya mendengar ada bahasa Indonesia, dan ada Pusat Kebudayaan Indonesia yang mengajarkan tentang bahasa Indonesia di Cairo, Mesir, itu yang membuat saya penasaran dan ingin tahu apa bahasa Indonesia itu,” tutupnya.

Lomba Tantangan Membaca Nyaring: Keluarga Cerdas Membaca dilaksanakan dalam rangka upaya menumbuhkan dan membangun budaya membaca nyaring yang dimulai dari sudut rumah maupun sudut sekolah. Para peserta mendapatkan penghargaan setelah memenuhi kriteria penilaian juri dalam lima aspek, antara lain: konsistensi; kesesuaian tema; kelengkapan syarat; interaksi dan kreativitas; serta peran aktif anggota keluarga. Pemenang yang terpilih diharapkan dapat mencerminkan Keluarga Cerdas Membaca.

Sementara itu, Festival Handai Indonesia merupakan wahana unjuk kemahiran dan kreativitas berbahasa Indonesia bagi warga negara asing yang mampu berbahasa Indonesia serta memahami peradaban, masyarakat, dan kebudayaan Indonesia.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!