PARIS, MENAR62.COM — Terhadap kerusakan peradaban dewasa ini, agama harus tampil sebagai solusi atau penyelesai masalah.
Demikian ditegaskan Chairman of Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Prof. Dr. M. Din Syamsuddin dalam ceramahnya pada Konperensi Tahunan Community of Sant’ Egidio di Paris, Selasa (24/9/2024).
Konferensi yang bertema Imagine Peace (Perancis: Imaginer La Paix) dihadiri seribu lebih peserta dari manca negara. Peserta terdiri dari tokoh agama, cendekiawan, dan mahasiswa.
Pada Pembukaan hadir memberi sambutan Presiden Marcon dan Pendiri Komunitas Sant’ Egidio Prof. Se. Andre Riccardi. Dari Indonesia hadir selain Din Syamsuddin, KH Marsudi Syuhud (Wakil Ketua Umum MUI), Prof. Dr. Abdul Mu’ti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah), dan Anik Khamim Thohari, (Sekjen Indonesian Conference on Religion for Peace/ACRP).
Menurut pengamatan Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta itu, agama-agama selama ini lebih banyak tampil sebagai bagian dari masalah (part of the problem) yakni dengan aneka masalah yang melilit sebagian pemeluk agama-agama seperti kemiskinan, kebodohan, korupsi, dan berbagai bentuk kekerasan.
Hal ini, menurut Mantan Ketua Umum MUI Pusat ini, disebabkan karena keberagamaan lebih berorientasi formal-ritualistik, belum etikal-operasional; keberagamaan lebih untuk meraih kesalehan individual belum kesalehan sosial. Agama-agama belum menampilkan paradigma etiknya untuk perdamaian dan peradaban. Umat beragama masih ada yang berdiam diri terhadap krisis lingkungan hidup, genosida, dan fobia terhadap pemeluk sesuatu agama.
Pada bagian lain presentasinya, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menilai, dialog antar umat beragama yang marak selama ini terhenti pada kata-kata, kurang berlanjut pada aksi nyata. Menurutnya, dialog selama ini sesungguhnya masih bersifat dua-tiga monolog. Dialog antar umat beragama perlu bersifat dialogikal, yakni dialog yang berpangkal pada ketulusan, keterbukaan, keterusterangan, untuk penyelesaian masalah. Harus diakui ada masalah di antara umat berbagai agama berupa persaingan untuk dominasi dan supremasi, akibatnya sesungguhnya ada ketegangan tersembunyi.
Ketegangan ini, menurut Ketua Poros Dunia Wasatiyat Islam, kalau tidak diselesaikan, seperti kesenjangan ekonomi dan ketakadilan politik, akan menjadi bom waktu bagi konflik antar umat berbagai agama.
Konperensi Tahunan Komunitas Orang Awam Katholik Dunia ini berperan penting dalam merajut persahabatan antara para tokoh berbagai agama dunia. Konferensi yang sudah dimulai pada awal 1990-an ini diadakan sekali di Italia, dan kali berikutnya di luar Italia. Pada 2025 yang akan datang konferensi akan diadakan di Roma, Italia.