JAKARTA, MENARA62.COM – Orang dewasa perlu diimunisasi. Imunisasi pada orang dewasa, sebetulnya sama pentingnya seperti imunisasi pada anak. Karena setiap tahun, selalu ada orang dewasa yang dirawat karena penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi.
Kaitan antara anak dan orang dewasa cukup erat. Ketika tahun 2017 terjadi difteri pada anak, terjadi pula difteri pada orang dewasa. Orang dewasa pun, tidak mempunyai antibodi yang cukup untuk menolak penyakit difteri. Demikian disampaikan Prof DR Dr Samsuridjal Djauzi Sp PD-KAI FACP, guru besar FKUI yang juga Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, pada Temu Ilmiah Pekan Imunisasi Dunia, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Dibandingkan imunisasi pada anak yang sudah ada sejak tahun 1976, perkembangan imunisasi pada orang dewasa, cikal bakalnya baru mulai tahun 2003. Satgas imunisasi orang dewasa sudah ada sejak tahun 2005. Ketika itu, dilakukan pelatihan vaksinologi, dan sekarang sudah ada 3000 orang yang sudah dilatih.
Tahun 2017 sudah ada buku pedoman imunisasi orang dewasa. Â Seperti halnya jadwal imunisasi pada anak. Dibawah usia 19 tahun, kebijakan imunisasinya mengacu pada pakar anak, sedangkan usia diatas 19 tahun, berdasarkan profesi yang berkaitan dengan orang dewasa. Jadi penanganan imunisasi orang dewasa ini, berkolaborasi dengan dokter dari bebagai bidang.
Imunisasi orang dewasa, perlu dilakukan pada 4 kelompok berikut, yaitu orang dewasa usia 60 atau lebih. Bagi mereka perlu dilakukan karena kekebalan tubuh sudah menurun, sehingga berisiko rentan atau mudah tertular penyakit. Jika tertular penyakit seperti influenza, maka perjalanan penyakitnya menjadi lebih berat. Lalu pada kelompok orang dewasa di bawah usia 6o tahun yang mempunyai riwayat asma, diabetes, jantung coroner, rentan juga terhadap komplikasi, meskipun hanya terkena influenza. Juga beberapa kelompok orang dewasa dengan pekerjaan tertentu seperti petugas kesehatan, laboratorium beresiko lebih besar terkena influenza, hepatitis, dan sebagainya. Termasuk jenis pekerjaan penyedia makanan, mereka bisa berisiko menularkan penyakit pada masyarakat semisal bila terkena typhoid. Kemudian, kelompok perempuan hamil, bisa berisiko terkena komplikasi dan bahkan beresiko kesehatan pada janin yang dikandungnya bila ibu hamil terkena influenza.
Pemberian vaksin pada orang dewasa, sebetulnya merupakan kelanjutan dari vaksin pada anak. Misalnya, vaksin tetanus, difteri, hepatitis, MMR, meningococcal, typhoid, pneumococcal, influenza, dan sebagainya. Ada juga vaksin yang bukan lanjutan dari vaksin anak seperti vaksin Herpes Zoster untuk dewasa usia di atas 50 tahun. Juga ada vaksin lainya pada orang dewasa yang masih perlu dipopulerkan, seperti HPV, Japanese B encephalitis, dan vaksin baru DHF untuk cegah dengue.
Jika imunisasi pada usia anak dilakukan dengan baik, maka diharapkan di usia lanjutnyapun mendapat tingkat kesehatan yang baik. Pemberian vaksin di usia dewasa pun perlu diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.