28 C
Jakarta

UHAMKA Gelar International Conference on ELT and CALL 2019

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Untuk ketiga kalinya, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) menggelar International Conference on ELT and CALL (UICELL). Kegiatan yang berlangsung selama dua hari yakni 21-22 November 2019 di gedung Pasca Sarjana UHAMKA tersebut diikuti sekitar 100 guru-guru bahasa dari wilayah Jabodetabek.

Tampil sebagai pembicara utama adalah Rektor UHAMKA Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum, Robert Kleinsasser Ph.D dari Arizona State University, Prof. Kasuyoshi Sato dari Nagoya University of Foreign Studies dan Chantarath Hongboontri dari Mahidol University.

Dalam sambutannya, Rektor UHAMKA mengatakan kegembiraannya bahwa kegiatan konferensi internasional ini disambut hangat oleh guru-guru. Dari tiga tahun berturut-turut digelar, pesertanya terus bertambah.

“Ini menjadi bagian dari pelaksanaan catur darma perguruan tinggi UHAMKA terutama dalam hal penelitian dan pengabdian pada masyarakat,” kata Rektor.

Sementara itu penanggungjawab kegiatan UICELL, Siti Zulaiha, MA, Ph.D mengatakan selama ini banyak penelitian yang dihasilkan oleh para akademisi yang tidak bisa dinikmati oleh guru-guru. Penelitian yang sesungguhnya memiliki kualitas yang sangat bagus tersebut baru sebatas untuk memenuhi kebutuhan publikasi jurnal ilmiah.

“Jadi penelitian yang dihasilkan akademisi baru sekedar untuk kepentingan publikasi, belum sampai ke guru-guru. Jadi ada gap, dengan kata lain guru tidak memiliki akses untuk bisa memanfaatkan hasil penelitian tersebut,” kata Siti Zulaiha, Jumat (22/11/1019).

Karena itu, UHAMKA berinisiatif untuk menjembatani kepentingan antara guru dengan akademisi. Tidak hanya akademisi dari universitas dalam negeri tetapi juga universitas luar negeri seperti Thailand, Jepang, Australia, Malaysia, Timor-Timur dan berbagai daerah di Indonesia.

Siti Zulaiha MA, Ph.D, penanggungjawab kegiatan UICELL UHAMKA

Dari forum tersebut lanjut Siti Zulaiha lalu muncul berbagai perspektif yang berbeda dari berbagai konteksi.

Tahun ini, UICELL mengambil tema 21st Century Professional Development for Language Teachers. Tema tersebut dipilih menyesuaikan kebutuhan guru-guru bahasa di lapangan, mengingat apa yang dijumpai guru di ruang kelas acapkali berbeda dengan teori yang dipelajari.

Sharing session yang dilakukan oleh para pembicara dengan para guru diakui Siti Zulaiha memberikan ide-ide cemerlang terkait praktik pengajaran bahasa di lapangan.

“Salah satu contohnya adalah bagaimana menggunakan android dalam praktik pengajaran bahasa Inggris. Semua mengutip kebijakan bapak menteri pendidikan yang baru Pak Nadiem Makarim. Ini menarik sekali, karena guru-guru memang harus technology literate. Sharing session cukup mengakomodir kebutuhan guru di lapangan,” lanjut Siti Zulaiha.

Menurut Siti Zulaiha, sharing session juga memberikan gambaran utuh bagaimana sebenarnya situasi yang dihadapi oleh guru-guru dari berbagai negara. Di mana tuntutan terhadap guru-guru umumnya sama antar berbagai negara.

“Bahwa guru harus menguasai A, B, C dan D itu sama. Cuma pasti ada beda disisi yang lain dan itu kita bahas dalam sharing session,” tukas Siti Zulaiha.

Tahun ini, ada 75 paper dari 150 paper yang dibahas dalam konferensi tersebut. Paper-paper itu membahas terkait professional development. Tahun depan rencananya UICELL akan membahas tentang assessment.

“Ya, meski kita tawarkan assessment, bisa saja berubah tergantung permintaan dan kebutuhan guru. Kami pernah membahas soal HOTS, ICT dalam penilaian, juga topik-topik lain yang memang lagi hangat,” tandas Siti Zulaiha.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!