JAKARTA, MENARA62.COM — Divisi Nelayan MPM PP Muhammadiyah melaksanakan Coaching Asisten Teknis bagi para calon Konsultan Pemberdayaan Masyarakat di Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Sabtu (29/4/2017). Calon fasilitator ini berasal dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Jakarta, diantaranya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan (STIEAD), Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Dijelaskan Wakil Ketua MPM PP Muhammadiyah H Syahril Syah, kegiatan ini merupakan tahapan dari pra-prencanaan Program Kampung Nelayan Berkemajuan (PKNB). Sebuah role model pemberdayaan yang dikembangkan Divisi Nelayan MPM PP Muhammadiyah untuk pemberdayaan masyarakat di kawasan pesisir melalui pendekatan terintegrasi.
PKNB memiliki tiga tahapan yaitu tahap pertama, masa perencanaan yang didahului studi pendahuluan, pra kondisi, konsolidasi dan pengorganisasian. Tahapan kedua, pelaksanaan yang meliputi mobilisasi sumberdaya, pendampingan, pelatihan termasuk pembiayaan dan konstruksi. Tahap ketiga adalah tahap pelepasan, di mana seluruh program yang sudah diterapkan akan mampu berjalan mandiri oleh masyarakat.
Keseluruhan aktivitas dalam program Pembangunan Kampung Nelayan Berkemajuan, melibatkan kolaborasi berbagai stakeholders. Selain itu, juga melibatkan peran serta masyarakat di lokasi program secara aktif.
Target pertama, kata Syahril, dimulai dari Cilincing Jakarta Utara. Para konsultan yang telah mengikuti coaching beberapa pekan kedepan akan terjun ke lokasi untuk melakukan assesment dan memulai tahapan perencanaan program.
Selain assesment, mereka juga akan melaksanakan beberapa kegiatan pemberdayaan di bulan ramadhan yang akan datang di Cilincing, diantaranya penyiapan sarana air bersih, peribadahan, dan bantuan hari raya.
“Salah satu yang diterapkan dalam Program Kampung Nelayan Berkemajuan ini yaitu menggunakan ‘metode Darwis’. Yakni cara pemberdayaan yang menggunakan mobilisasi pengetahuan,” kata Syahril Syah.
Dia menambahkan, dengan metode Darwis dan pelibatan aktif masyarakat jauh sejak perencanaan, diharapkan akan menyempurnakan tercapainya hasil dari kerja pemberdayaan. “Sehingga bukan suntikan sumberdaya dana saja yang penting. Melainkan adanya kesadaran masyarakat bersama konsultan dan berbagai pihak lain, yang secara bersama dalam turut menciptakan perubahan dan berkelanjutan di mana program dilaksanakan,” katanya.
PNKB terbagi menjadi tiga sektor besar bidang cakupan yaitu sosial, fisik, dan infrastruktur dasar lingkungan. Divisi Nelayan MPM PP. Muhammadiyah juga akan melaksanakan program tersebut di beberapa lokasi lain di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.