31.7 C
Jakarta

Afif Muizuddin, Kuliah Gratis di UM Purwokerto berkat Hafal Alquran

Baca Juga:

Bagi Muhammad Afif Muizuddin (21), menjadi seorang penghafal Al Quran memberikan banyak berkah. Dia bisa mendapatkan beasiswa dari kampus Universitas Muhammadiyah (UM) Purwokerto berkat prestasinya sebagai hafiz atau penghafal Alquran.

Mahasiswa semester 3 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik UMP ini mengaku, selama kuliah dirinya dibiayai oleh Al Quran. “Alhamdulillah saya bisa kuliah di UMP selain dekat dengan rumah, juga UM Purwokerto memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi melalui program beasiswa hafidz quran,” katanya.

Afif menuturkan, ketertarikannya untuk menghafal Alquran dimulai sejak memasuki sekolah menenggah pertama, dan dilanjutkan di MA As-Surkati Salatiga. “Saya mulai menghafal sekitar delapan tahun yang lalu, tepat ketika di MTs Ulul Albab Solo dan berlanjut di MA As-Surkati Salatiga,” ungkapnya.

Menurut Afif, motivasi terbesar dalam menghafal Alquran adalah menjadi Ahlullah. “Sebagaimana dalam hadist sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, siapakah mereka ya Rasulullah? Rasul menjawab, Para ahli Al Quran. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya. Dan motivasi terbesar saya dalam menghafal Al Quran adalah memberikan kebaikan untuk kedua orangtua,” ungkapnya.

Afif menuturkan, untuk mendapatkan semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dia harus melalui proses sangat panjang. “Bukan tanpa cobaan dan godaan. Akan tetapi, saya selalu mengingat motivasi awalnya ketika menghafal Al Quran. Motivasi awal itu yang selalu saya ingat ketika mulai merasa malas dalam menghafal,” ungkapnya.

Mahasiswa asal Kembaran Kulon Purbalingga ini memiliki kiat-kiat untuk bisa menjadi penghafal quran. “Paling utama niat ikhlas karena Allah, selanjutnya fokus dalam menghafal, hindari maksiat, dan tentunya membacanya berulang-ulang minimal 20 kali per ayat,” ungkap mahasiswa yang aktif di UKM LDK Al-Kahfi UMP itu.

Ia berpesan kepada rekan-rekan muda untuk kembali menghidupkan masjid. “Zaman sekarang masjid lebih penuh dengan orang-orang tua, sementara yang muda sudah jarang sekali. Serta jangan terlalu intens dengan gawainya (aktifitas),” pungkasnya.

Penulis: Tegar Roli

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!