26.1 C
Jakarta

Agar SMK Jadi Pilihan Masyarakat, Ini Langkah yang Disiapkan Kemendikbud

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan terus melakukan rebranding terhadap pendidikan vokasi utamanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuannya agar minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke SMK terus meningkat dan pendidikan vokasi tidak lagi menjadi pendidikan kelas dua.

“SMK itu tidak melulu sekolah untuk dapat bekerja. Lulusan SMK juga bisa melanjutkan pendidikan karena kita sekarang ada magister terapan, ada doctor terapan,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto, pada halal bihalal SMK seluruh Indonesia yang dilakukan secara daring, Rabu (10/6/2020).

Ia mengakui anggapan masyarakat terhadap pendidikan vokasi tidak sebaik pendidikan umum. Padahal sekolah di pendidikan vokasi, seorang siswa tidak hanya akan mendapatkan ijazah, tetapi yang utamanya adalah skill untuk dapat bekerja. Skill inilah yang jauh lebih penting untuk bisa mengakses dunia kerja.

Untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap SMK, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah. Diantaranya menyesuaikan kurikulum pendidikan vokasi dengan industry dan dunia kerja. Sehingga kurikulum SMK nantinya akan dibuat lebih fleksibel dan menjamin munculnya hardskill dan softskill pada para peserta didik. 

“Kurikulum SMK harus dengan dasar Project Based Learning, jadi proyek-proyek riil. Peserta didik harus memecahkan project itu dalam berapa bulan. Hasilnya kembali ke industri atau ke masyarakat sebagai project professional,” tambah Wikan.

Langkah berikutnya adalah menerapkan inovasi berupa program SMK 4 tahun atau setara D1/D2. Kebijakan ini masih terus digodok oleh Kemendikbud.

Selain itu, guru SMK dan industri diharapkan bisa mengimprovisasi kompetensi, sehingga ada kecocokan dalam “perkawinan” antara vokasi dan industri. Jika hal tersebut semuanya dapat terealisasi, maka vokasi mampu menjadi sektor pendidikan yang unggul dan maju.

Sementara itu Direktur SMK Bakrun menjelaskan pertumbuhan SMK dalam beberapa tahun terakhir ini sangat bagus. Rata-rata dalam setahun terdapat penambahan 150 ribu siswa SMK.

“Jumlahnya saat ini ada sekitar 5 juta siswa dimana angka kelulusan rata-rata dalam setahun mencapai 1,5 juta siswa,” katanya.

Ia mengatakan meski ada pandemi Covid-19 dimana siswa terpaksa belajar dari rumah (PJJ), guru-guru dan sekolah bisa menyiasatinya. Berbagai inovasi dan adaptasi pembelajaran justeru bermunculan dan ini membuat siswa SMK semakin kreatif.

“Sekitar 98 persen guru dan siswa SMK melakukan pembelajaran daring sejak ada wabah Covid-19,” tambahnya.

Bakrun mengakui terdapat kendala dalam hal belajar praktik untuk siswa SMK. Tetapi hanya sebagian kecil yang memang sulit untuk dicarikan solusinya terutama jurusan yang menggunakan alat-alat atau mesin berat untuk praktik.

Sedang jurusan seperti tata boga, tata busana masih bisa dilakukan praktik di rumah siswa dengan monitor dari guru.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!