JAKARTA, MENARA62.COM – Di tengah badai wabah Covid-19 yang kini melanda dunia termasuk Indonesia, PT Jamkrindo Syariah (Jamsyar) mampu bertahan bahkan mengalami pertumbuhan baik dari sisi asset, laba maupun produksi.
“Alhamdulillah Jamsyar hingga April 2020 menunjukkan kinerja bisnis yang cukup baik dan ini memberikan kami rasa optimistis bahwa kami dapat bertahan dan melewati masa-masa sulit ini dengan baik,” kata Direktur Utama Jamsyar Gatot Suprabowo pada video Cinfrence Media terkait Jamsyar Menyikapi Kondisi Pandemi Covid-19, Kamis (14/5/2020). Ikut bergabung dalam video conference tersebut Achmad Sonhaji, Direktur Operasional dan Endang Sri Winarni, Direktur Keuangan, SDM dan Umum.
Diakui Gatot, pandemi Covid-19 memang berpengaruh besar pada bisnis keuangan di Indonesia termasuk Jamsyar. Namun bersyukur hingga April 2020, Jamsyar masih mampu membukukan laba yang cukup signifikan, bahkan meningkat dibanding periode yang sama tahun 2019.
Dari hasil laporan keuangan perusahaan, hingga April 2020, Jamsyar mampu membukukan laba hingga Rp18,71 miliar atau sebesar 35,27% dari keseluruhan target laba tahun 2020. Apabila dibandingkan dengan pencapaian laba di posisi yang sama tahun lalu, maka laba Jamsyar tumbuh sebesar 17,23%.
Dari sisi produksi, volume penjaminan lanjut Gatoto, dapat dikatakan masih sesuai dengan target. Sesuai dengan siklus tahunan produksi, pada posisi April adalah sebesar 30%, sementara realisasi penjaminan adalah sebesar 10,4 triliun atau 29,69% dari target. Produk utama pada periode tersebut adalah Surety Bond, Kontra Bank Garansi dan Penjaminan FLPP.
“Sesuai dengan POJK mengenai tingkat kesehatan keuangan perusahaan penjaminan, pada periode tersebut nilai tingkat Kesehatan adalah sebesar 1,2 yang berarti Jamsyar berada pada kondisi Sangat Sehat,” tambah Gatot.
Terkait asset, hingga April 2020 Jamsyar mengalami pertumbuhan sebesar 14,09% dibanding posisi akhir tahun 2019. Pertumbuhan tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan bisnis, di samping adanya penambahan modal disetor oleh Jamkrindo sebesar Rp75 miliar di awal tahun 2020.
Namun demikian, perapan PSBB di berbagai propinsi, diakui Gatot berpotensi menimbulkan risiko yang akan berdampak pada kinerja Jamsyar. Beberapa risiko terkait dengan hal tersebut antara lain berkurangnya pencairan pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan dan proyek pemerintah maupun swasta. Hal tersebut membutuhkan kejelian bagi Jamsyar untuk tetap mempertahankan kegiatan bisnisnya.
“Selain itu, terdapat kemungkinan adanya peningkatan pengajuan klaim oleh mitra kerja,” tukas Gatot.
Baca juga:
- Jamsyar Serahkan 1.000 Paket Sembako untuk Warga Terdampak Covid-19
- Jamsyar Perluas Penjaminan Online
Untuk itu, Jamsyar telah mengantisipasi dengan melakukan upaya pendekatan kepada mitra perbankan guna melakukan restrukturisasi sesuai dengan kebijakan relaksasi yang dikeluarkan oleh OJK.
Dari sisi kemampuan pembayaran kewajiban, likuiditas Jamsyar masih sangat bagus, yaitu sebesar 550%, dimana sesuai ketentuan POJK, nilai likuiditas dinyatakan dalam kondisi sangat bagus apabila berada di rentang 130% s.d. 800%.
“Alhamdulillah Jamsyar sampai saat ini tidak melakukan PHK terhadap karyawan baik yang berstatus karyawan tetap, kontrak atau tenaga outsourching. PHK yang dimaksud berhubungan dengan pandemi Covid-19,” tambah Gatot.
Jamsyar Siapkan Tiga Skenario
Mengingat kondisi pandemic Covid-19 dan dampaknya bagi perekonomian, di mana pemerintah telah merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka Jamsyar juga telah membuat kajian dampak Covid-19 terhadap kinerja Jamsyar di tahun 2020 melalui 3 skenario. Yaitu skenario jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Jangka pendek dengan asumsi pandemi Covid-19 akan berakhir Juni dan pada Juli kegiatan ekonomi sudah normal kembali.
Skenario 2 adalah pandemi Covid-19 berakhir September dan aktivitas ekonomi baru berjalan Oktober. Lalu skenario ketiga adalah jika pandemi Covid-19 baru berakhir hingga akhir tahun 2020.
Dalam skenario moderat, Jamsyar mengasumsikan pandemic berakhir pada bulan September 2020, dan perusahaan berjalan normal kembali pada bulan Oktober 2020. Sesuai dengan asumsi tersebut, maka IJK Cash Basis ditargetkan mencapai Rp 318 miliar dari target semula sebesar Rp 400 miliar (79,50%).
Pada skenario ini, beban klaim diproyeksikan meningkat menjadi sebesar Rp114 miliar dari anggaran semula sebesar Rp93,5 miliar (121,93%). Atas klaim tersebut, diharapkan Jamsyar mendapatkan recovery sebesar Rp 34,9 miliar. Pendapatan investasi juga diproyeksikan menjadi sebesar Rp55,5 miliar dari target semula Rp58,5 miliar (94,87%).
Untuk mengimbangi berkurangnya pendapatan dan peningkatan beban klaim, maka Jamsyar melakukan efisiensi biaya, berupa beban operasional dan beban umum & administrasi. Dengan upaya tersebut, diharapkan laba tahun berjalan mencapai Rp 40 miliar dari target semula sebesar Rp 53 milliar (75,47%). Meskipun menurun dari target, namun laba tersebut tetap tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu sebesar Rp 36,5 miliar atau tumbuh sebesar 9,59%.
Dari stress test terhadap 3 skenario tersebut, walaupun dihadapkan pada tantangan yang bersifat global, PT. Jamsyar diproyeksikan mampu untuk tetap exist dan survive di masa pandemi ini, dengan terus memberikan pelayanan yang prima serta langkah-langkah inovatif untuk mewujudkan hal tersebut.
Hal tersebut didukung oleh peningkatan daya saing berupa perkuatan Teknologi Informasi yang handal dan terintegrasi berupa pelaksanaan digital-guarantee yang sangat membantu proses penjaminan dimasa pandemi ini, dimana baik karyawan PT. Jamsyar maupun karyawan mitra mayoritas melaksanakan Work From Home (WFH).
Baca juga:
- Jamsyar Tumbuh Jadi Entitas Syariah dengan Aset Lebih dari Rp1 Triliun
- Jamsyar Targetkan Pertumbuhan Penjaminan Rp35,01 Triliun pada 2020
Selain fokus kepada kinerja bisnis, PT. Jamsyar juga berupaya maksimal untuk selalu ber-empati kepada masyarakat yang mengalami kesulitan di masa pandemic ini. Selain kegiatan pemberian 1200 paket sembako yang telah dilakukan pada awal April 2020, maka di bulan Ramadhan ini, kembali Jamsyar mewujudkan empatinya dengan memberikan bantuan sembako yang diberikan pada 60 lokasi di kota dimana kantor Jamsyar berada, dengan bekerja sama dengan Yayasan atau Lembaga Sosial. Bantuan tersebut didistribusikan mulai dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Barat, hingga pulau Sulawesi.
Selain bantuan sembako, Jamsyar juga memberikan bantuan alat kesehatan berupa pemberian masker dan hand sanitizer. Sumber dana bantuan tersebut adalah dana shodaqoh dan zakat karyawan serta dana zakat perusahaan.
Diharapkan bantuan yang diberikan tersebut dapat membantu meringankan masyarakat yang mengalami kesulitan. Kegiatan lainnya adalah Webinar “Sharia Online Talk” mengupas seputar Informasi Perkembangan Industri Penjaminan Syariah, dan Lomba Pembuatan Qoutes Special Ramadhan berisi motivasi melalui Instagram. Kegiatan tersebut merupakan wujud dari salah satu misi Jamsyar, yaitu memberikan manfaat bagi seluruh stakeholder.