26.3 C
Jakarta

Awas Hipotermia Mengancam Warga Terdampak Banjir

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Warga terdampak banjir diimbau segera berganti baju kering untuk menghindari hipotermia (kedinginan berat) atau kondisi menurunnya suhu tubuh secara drastis.

“Segera ganti baju basah dengan baju kering untuk mengindar dari hipotermia,” kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) Jakarta dr Abdul Halik Malik, dikutip dari Antara, Kamis (2/1/2020).

Bertahan dengan baju basah berjam-jam katanya dapat memicu kondisi hiptermia. Karena itu jangan bertahan dengan baju basah dan berharap kering dengan sendirinya.

“Terutama mereka yang terendam cukup lama sehingga suhu tubuhnya menurun drastis, atau pakaian basah dipakai sepanjang hari semalaman itu pemicu hipotermia sehingga bisa tidak tertolong,” kata Halik.

Ia menjelaskan hipotermia merupakan suatu kondisi tubuh kehilangan suhu panas tubuh secara drastis sehingga memengaruhi sistem sirkulasi, sistem pernapasan, dan sistem saraf yang bisa berakibat fatal hingga kematian.

Normalnya suhu tubuh manusia berada di antara 36-37,2 derajat Celsius. Seseorang bisa mengalami hipotermia bila suhu tubuhnya lebih rendah dari 35 derajat Celsius.

Oleh karena itu, katanya, penting bagi korban banjir untuk menjaga suhu tubuhnya dengan mengenakan pakaian yang kering dan sebisa mungkin untuk menjaga tubuh agar tidak terendam air.

Hipotermia, kata dia, biasanya lebih rentan menyerang anak-anak dan lanjut usia yang kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan suhu lingkungannya lebih rendah.

“Untuk kondisi tertentu seperti anak-anak dan usia lanjut itu kemampuan adaptasinya lebih kecil jadi lebih mudah mengalami hipotermia,” kata Halik.

Ia menjelaskan orang yang mengalami hipotermia memiliki ciri-ciri seperti tubuh yang pucat kebiruan, menggigil, mati rasa pada beberapa bagian tubuh. Pada tahap berat akan menurunkan kesadaran, gangguan berbicara atau meracau, dan di tahap lebih berat lagi akan menyebabkan sesak napas, jantung berdebar kencang kemudian melemah, hingga pingsan.

Pada anak-anak biasanya diam tidak bisa menyampaikan sesuatu, lemas, menangis, tidak bisa diberi makan atau minum. Dilihat dari fisiknya juga pucat kebiruan atau kemerahan dan ketika diraba terasa dingin.

Pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami hipotermia, kata  Abdul Halik Malik, adalah dengan memberikan pakaian yang kering ditambahkan dengan pakaian hangat seperti jaket atau selimut, diberi minuman hangat, atau juga bisa dikompres dengan air hangat di kepala dan leher.

Hujan yang terjadi secara terus menerus sejak 31 Desember 2018 hingga 1 Januari 2020 memicu terjadinya banjir di sejumlah wilayah Jabodetabek.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebanyak 16 orang meninggal di berbagai wilayah dan tiga di antaranya dikarenakan hipotermia. Tiga orang tersebut yang mengalami hipotermia adalah lansia.

Sementara penyebab meninggalnya korban yang lain adalah tersengat listrik dari aliran air banjir, tenggelam, dan tertimbun tanah longsor.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!