JAKARTA, MENARA62.COM– Pemerintah Kerajaan Belanda melalui Nuffic Neso Indonesia kembali memberikan beasiswa StuNed Tailor-Made Training (StuNed-TMT) kepada 20 staf Kementerian Perdagangan (Kemendag). Pelatihan dengan topik Economic Impact Assesment for Trade Remedies tersebut bertujuan untuk mempertajam kemampuan analisa kebijakan pengamanan perdagangan para staf Kemendag.
Pelepasan dan pengarahan peserta dilakukan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP), Kasan, di kantor Kemendag. Hadir Sekretaris BPPP, Supardjo, Wakil Kepala Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia di Jakarta, Tess van der Zee, dan Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl.
Pelatihan akan berlangsung 4-22 September 2017 di Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda.
“Setidaknya ada 2 hal yang sangat diharapkan bisa menjadi output yakni pemahaman mendalam terhadap metodologi dan alat ukur yang dijadikan dasar analisa kebijakan, dan kemudian menjadikannya sebagai standar laporan sebagai bahan pertimbangan bagi menteri sebelum memutuskan suatu kebijakan yang berkenaan dengan tindakan pengamanan perdagangan,” jelas Kepala BPPP, Kasan dalam siaran persnya yang dikirim ke redaksi Menara62.com, Kamis (23/8).
Dalam kesempatan yang sama, Tess van der Zee yang mewakili Kedutaan Belanda menyampaikan penghargaan terhadap kerjasama Indonesia dengan Belanda yang semakin baik dan kuat.
Menurutnya Indonesia merupakan negara besar, sehingga penting untuk membuka diri dalam perekonomian global yang semakin terbuka dan transparan. Para peserta terpilih dapat belajar banyak dari Belanda melalui pelatihan tersebut, karena dalam hal ini kedua negara memiliki visi serta berbagi nilai yang sama.
“Ini adalah pelatihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan institusi pengaju, sehingga dapat dirancang se-detail mungkin untuk menghasilkan output seperti apa yang anda harapkan,” katanya.
Hasil dari training ini sendiri jelas Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijil, bentuknya konkrit dan aplikatif untuk mendukung kinerja para staf.
Ia menyatakan bahwa training ini juga merupakan salah satu bentuk investasi bagi hubungan yang baik antara Indonesia dan Belanda, dan ia juga mengharapkan hasil maksimal yang akan dibawa pulang ke Indonesia oleh para peserta pelatihan di Belanda tersebut nantinya.
